Connect with us

    Berita

    Rujak Pare Sambel Kecombrang; Simbol kelam Etnis Tionghoa Mei 1998

    Published

    on

    WhatsApp Image 2024 05 20 at 12.56.54 scaled

     

    Perkumpulan Boen Hian Thong memainkan alat musik saat menggelar refleksi mengenang tragedi 1998 (dok. lpmmissi.com: Abdul)

    Perkumpulan Boen Hian Thong memainkan alat musik saat menggelar refleksi mengenang tragedi 1998 (dok. lpmmissi.com: Abdul)

    SEMARANG LPMMISSI.COM– Perkumpulan Boen Hian Thong (perkumpulan sosial Rasa Dharma) menggelar refleksi tragedi Mei 1998 yang dialami etnis Tionghoa, di Gedung Rasa Dharma Pecinan, Kota Semarang, Sabtu (18/5).

    Acara rutinan tersebut digelar untuk mengenang dan membuka mata generasi muda bahwa tragedi Mei 1998 benar terjadi dengan menghadirkan beberapa saksi dan korban.

    Selain itu, membagikan sebungkus rujak pare sambal kecombrang menjadi simbol dalam acara tersebut.

    Baca Juga: Cara Unik Kritik Pemerintah: Dema Fisip UIN Walisongo Perdana Adakan National Stand Up Comedy Competition 

    Menurut Ketua panitia, Andi Gunawan, rujak pare sambal kecombrang merupakan simbol pengingat bagi kaum Tionghoa.

    “Pare sebagai simbol kepahitan dan kecombrang berupa perempuan Tionghoa yang terkoyak pada masa kelam itu, harapannya agar peristiwa itu tidak terlupakan dan jangan sampai terulang” ucapnya.

    Ia menambahkan, Rasa Dharma menggelar Estungkara (diskusi tertutup) dilakukan sebagai sarana belajar bagi para pendengar agar tragedi itu tidak terulang kembali.

    “Estungkara adalah panggung untuk orang-orang supaya bisa merilis pengalaman kelam saat tragedi Mei 1998, serta media belajar agar kejadian tersebut tidak terulang, ” ujarnya.

     

    Reporter: Abdul Fatah

    Editor: Siti Solikha 

    Continue Reading
    Click to comment

    Leave a Reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *