SEMARANG LPMMISSI.COM– Perkumpulan Boen Hian Thong (perkumpulan sosial Rasa Dharma) menggelar refleksi tragedi Mei 1998 yang dialami etnis Tionghoa, di Gedung Rasa Dharma Pecinan, Kota Semarang, Sabtu (18/5).
Acara rutinan tersebut digelar untuk mengenang dan membuka mata generasi muda bahwa tragedi Mei 1998 benar terjadi dengan menghadirkan beberapa saksi dan korban.
Selain itu, membagikan sebungkus rujak pare sambal kecombrang menjadi simbol dalam acara tersebut.
Menurut Ketua panitia, Andi Gunawan, rujak pare sambal kecombrang merupakan simbol pengingat bagi kaum Tionghoa.
“Pare sebagai simbol kepahitan dan kecombrang berupa perempuan Tionghoa yang terkoyak pada masa kelam itu, harapannya agar peristiwa itu tidak terlupakan dan jangan sampai terulang” ucapnya.
Ia menambahkan, Rasa Dharma menggelar Estungkara (diskusi tertutup) dilakukan sebagai sarana belajar bagi para pendengar agar tragedi itu tidak terulang kembali.
“Estungkara adalah panggung untuk orang-orang supaya bisa merilis pengalaman kelam saat tragedi Mei 1998, serta media belajar agar kejadian tersebut tidak terulang, ” ujarnya.
Reporter: Abdul Fatah
Editor: Siti Solikha