SEMARANG.LPMMISSI.COM – Sejumlah mahasiswa UIN Walisongo tidak puas dengan regulasi Pemilihan Mahasiswa (Pemilwa) 2024 yang ditetapkan oleh Komisi Pemilihan Mahasiswa (KPM).
Untuk menyuarakan hal itu, perwakilan mahasiswa yang mengatasnamakan perwakilan mahasiswa yang peduli dengan politik kampus mendatangi Audit ll tempat berlangsungnya debat terbuka dengan melakukan aksi.
Terpantau di lapangan, puluhan massa aksi membawa spanduk bertuliskan “KPM Cacat” dan melayangkan beberapa tuntutan.
Baca Juga:Bukan Salah Guru
Salah satu massa aksi, Muhammad Yana mengatakan tujuan aksi karena terdapat kebijakan KPM yang dinilai cacat, tidak bersih dan menyeleweng.
“Tetap usut tuntas walaupun besok hari terakhir pemilwa. Mau Pemilwa diundur atau ketua KPM mengundurkan diri kami tidak peduli,” Kata Yana saat ditemui LPM Missi, Senin (27/11/23).
Yana menginginkan adanya klarifikasi dari ketua KPM terkait kejanggalan-kejanggalan dari kebijakan yang disepakati KPM.
“Saya tunggu itikad baik dari ketua KPM untuk bertemu dalam kondisi apapun, mau itu debat terbuka maupun audiensi, tetep usut tuntas meskipun besok hari terakhir pemilwa,” ujarnya.
Terkait tuntutan, massa aksi menuntut tiga hal diantaranya regulasi dari KPM yang tidak jelas terkait peraturan kampanye, sosialisasi pemilwa yang belum merata dari setiap fakultas dan timeline kampanye yang maju mundur.
Yana juga menjelaskan terkait massa aksi sebelumnya sudah melakukan konsolidasi dan perizinan dengan berbagai pihak. Dirinya berharap pemilwa 2024 berjalan sesuai tagline yaitu “Damai, Sehat Akuntabel”.
Sayangnya, aksi yang berlangsung sekitar satu jam berakhir ricuh. Pemicu kericuhan lantaran massa aksi tidak puas dengan regulasi yang ditetapkan KPM.
Akibat kericuhan itu sampai menimbulkan cidera dari salah satu anggota KPM yang pasang badan untuk melindungi ketua KPM.
Sedangkan, Ketua KPM Zulhandy Rahardian Yusuf terlihat melarikan diri untuk menghindari kejaran dan amukkan massa aksi.
Reporter: Febita Gita Reziana
Editor: M Zaky Ramadhani