Foto: Lpmmissi.com/ Sabrina Mutiara F |
SEMARANG, LPMMISSI.COM– Selama pandemi, ekonomi menjadi sektor yang terkena dampak paling parah. Terlebih bagi masyarakat menengah kebawah, yang kesulitan untuk sekedar memenuhi kebutuhan pangan.
Melihat keresahan ini, kelompok pemuda yang tergabung dalam Serikat Tani Kota Semarang (STKS) menyiasatinya dengan menanam sayur-sayuran dan umbi-umbian di lahan yang tidak terpakai untuk menjaga ketahanan pangan.
Salah seorang anggota STKS Cornel Gea, menyampaikan krisis pangan menjadi salah satu masalah yang dihadapi selama pandemi berlangsung.
Baca juga: Gaya Hidup New Normal, Nonton Bioskop di dalam Mobil
“Setelah melakukan diskusi dan banyak berbincang dengan warga terdampak, krisis pangan menjadi sesuatu yang juga penting untuk diperhatikan, selain krisis kesehatan itu sendiri,” Jelasnya, Senin (24/8).
Ia mengaku sudah mengkaji tentang krisis pangan selama kurang lebih dua bulan. Akhirnya ia dan rekan-rekannya memutuskan untuk mengelola sektor pertanian, khususnya untuk masyarakat perkotaan.
“Pertanian menjadi solusi yang menjanjikan untuk memenuhi kebutuhan pangan. Sebab di perkotaan kami melihat banyak lahan terbuka hijau yang mangkrak dan setelah kami kelola, lahan tersebut menjadi terawat,” lanjutnya.
Baca juga: Toer Dicap Bangun Perpus Liar, Pataba
Ketua RT 8 RW 28 Perumahan Bukit Mutiara Jaya III, Meteseh, Tembalang, Widodo mengaku senang dengan kegiatan positif yang dijalankan STKS.
“Awalnya saya tegur saat mereka sedang mengelola lahan kecil di salah satu sudut perumahan,” Kata Widodo.
Namun kini Widodo menawarkan lahan yang lebih luas untuk mereka kelola. Tak hanya itu, warga sekitar juga mendukung kegiatan mereka dengan memfasilitasi kebutuhan air, listrik, serta bantuan berupa uang tunai dari Kecamatan Tembalang.
Baca juga: Berawal dari KKN Hingga Berdirinya Bilik Baca
“Kegiatan positif ini membuat warga turut merasa senang, karena mendapatkan hasil yang dibagikan cuma-cuma. Selain itu, lahan yang sebelumnya semak belukar dan berbahaya untuk anak-anak kini malah bisa untuk tempat bermain,” Katanya.
Adapun luas lahan yang dimanfaatkan untuk bertani sekitar 2.000 meter persegi. Lalu untuk macam sayuran-sayuran berupa kacang panjang, terong, sawi, cabai dan tomat. Sedangkan untuk umbi-umbian sebagai pengganti beras berupa ketela rambat, singkong dan wadya balanya.
Reporter: Mela Pauziah
Editor: Fitroh Nurikhsan