Pendidikan merupakan dasar utama dalam keberlangsungan hidup bernegara. Maka kualitas pemimpin suatu bangsa dipengaruhi oleh kualitas pendidikan bangsa tersebut.
Pendidikan menjadi kunci utama yang menentukan terwujudnya tujuan dan cita-cita negara. Negara berkewajiban untuk mencerdaskan anak bangsa dengan berbagai cara, salah satunya dengan memberikan fasilitas pendidikan yang layak.
Wajib belajar 12 tahun menjadi program nasional pendidikan di Indonesia. 12 tahun tersebut mencakup menempuh pendidikan di Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA).
Pendidikan di Indonesia
Pada zaman sekarang, metode pembelajaran di Indonesia berada pada tingkatan yang cukup rendah. Kompetensi dan kualitas guru yang mengajar pun berpengaruh terhadap generasi kedepannya.
Selain itu, pada realitanya kelayakan fasilitas pendidikan di beberapa wilayah terpencil kurang menjadi perhatian. Seharusnya, pemerintah bisa lebih peduli terhadap kelayakan pendidikan secara keseluruhan.
Termasuk layak tidaknya kualitas pendidikan bakal menentukan baik-buruknya kondisi bangsa. Terdapat beberapa masalah yang berkaitan dengan kelayakan pendidikan di Indonesia.
Baca Juga:Bukan Salah Guru
Beberapa masalah yang perlu diperhatikan, seperti infrastruktur, kualitas pengajaran, dan pemberdayaan siswa. Kesemuanya memainkan peran penting dalam mencapai keberhasilan sistem pendidikan di negara ini.
Infrastruktur pendidikan terutama di daerah 3T (Tertinggal, terdepan, dan terluar) seringkali menjadi hambatan utama. Fasilitas yang memadai, seperti gedung sekolah, laboratorium, dan perpustakaan, masih menjadi barang yang istimewa di daerah tersebut.
Keterbatasan ini dapat menghambat proses pembelajaran dan menciptakan ketidaksetaraan dalam aspek pendidikan. Oleh karena itu, investasi lebih lanjut dalam perbaikan infrastruktur menjadi suatu kebutuhan mendesak.
Namun pada realitanya, beberapa sekolah mendapatkan fasilitas yang kurang layak, salah satunya PAUD Patra Sutera. Sekolah tersebut terletak di Desa Tambakrejo RW 16, Kelurahan Tanjung Mas, Semarang, memiliki fasilitas yang belum memadai. Seharusnya pemerintah lebih peka terhadap pendidikaan di Indonesia, terutama di daerah terpencil.
Sittatun (Ketua RW dan pengelola PAUD) menyatakan PAUD Patra Sutera pernah mengajukan permohonan bantuan pada tahun 2017, akan tetapi diperlukan biaya yang cukup banyak serta proses yang cukup sulit. Selain itu berulang kali ditolak oleh pihak kemenhukam.
PAUD Patra Sutera merupakan sekolah yang terkena dampak rob, hingga akhirnya kegiatan pembelajaran dipindah di Rumah RW 16. Dimana ruang tamu yang berukuran 4×6 meter diubah menjadi ruang belajar bagi siswa PAUD tersebut.
Baca Juga:Guru, Digugu dan Ditiru
Bagaimana Pendidikan Seharusnya?
Agaknya pemerintah harus lebih tanggap dalam menangani permasalahan pendidikan. Pihak berwenang yang seharusnya mempermudah proses pendidikan, tapi malah terkesan mempersulit. Inilah salah satu alasan yang menjadi mutu pendidikan di Indonesia menjadi rendah.
Beberapa masalah yang dialami oleh Indonesia di masa sekarang cukup berpengaruh terhadap kelayakan berlangsungnya kegiatan belajar mengajar.
Ki Hajar Dewantara, pahlawan sekaligus Bapak Pendidikan Indonesia, mengistilahkan sekolah sebagai taman. Kenapa taman? Karena taman merupakan tempat belajar yang menyenangkan. Anak datang ke taman dengan senang hati dan berat untuk meninggalkannya.
Maka sudah seharusnya model pembelajaran di sekolah selayaknya bermain di taman, ia menyenangkan tanpa beban paksaan. Lantas sudahkah sekolah kita menjadi seperti halnya taman, sebagaimana kata Ki Hajar Dewantara.
Baca Juga:Kau Pikir Apa?
Negara seharusnya mampu menjamin pendidikan bangsa, sebagai bentuk implementasi dari Pembukaan UUD 1945 “..Mencerdaskan kehidupan bangsa”. Termasuk memenuhi infrastruktur di dalamnya.
Akhirnya dalam membenahi pendidikan diperlukan kerja kolektif pemerintah dan masyarakat, pemerintah selaku pembuat kebijakan dan masyarakat sebagai eksekutornya.
Penulis: Rafika Luthfia Zahidah