SEMARANG, LPMMISSI.COM – Rasa haru dan bangga tak kuasa Efri Arsyad Rizal (21) sembunyikan, tatkala pria jurusan Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir (IAT) Fakultas Ushuludin dan Humaniora (Fuhum) ini berhasil mewujudkan mimpinya mengangkat Islam di Bali melalui skripsinya. Bahkan skripsinya itu mampu meraih predikat terbaik tanpa revisi di UIN Walisongo.
Skripsi yang berjudul “Vernacularization Analysis Toward Cakepan Suci Al-Qur’an Salinan Ring Basa Bali” ia tulis dalam kurun waktu satu tahun. Motivasi Efri memilih judul skripsi itu, karena banyak orang yang belum mengetahui Al-Qur’an dengan terjemahaan berbahasa Bali.
Pada saat munaqosah, Efri sempat merasa cemas ketika para penguji mempertanyakan objek penelitiannya yang merupakan terjemahan bahasa Bali dari terjemahan bahasa Indonesia, bukan dari bahasa al-Quran langsung. Namun dengan mengangkat sisi unik lainnya, ternyata Efri mampu meyakinkan para pengujinya.
Baca juga : Nyaris Gagal Wisuda, Lulusan KPI Sabet Skripsi Terbaik FDK
“Soalnya kan kalau mau ambil terjemahan Al-Qur’an harus dari bahasa Arabnya langsung, sedangkan ini terjemahan bahasa Indonesia dan diterjemahkan lagi ke bahasa Bali. Namun karena Al-Qur’an berbahasa Bali sendiri masih langka, maka itulah yang menjadi daya tarik lainnya,” ucapnya saat ditemui oleh kru lpmmiss.com, Selasa (16/2).
Prestasi yang ia peroleh saat ini, tidak didapatkannya secara instan. Efri mengaku mendapat insprisi skripsi sejak liburan semester satu. Saat itu dirinya tengah belajar bahasa di Pare dan bertemu salah satu tentor yang menunjukkan sebuah PDF Al-Qur’an berbahasa Bali.
“Layaknya mahasiswa baru pada umumnya, saya belum berpikir panjang. Maka naskah itu saya simpan dulu dengan keyakinan suatu hari nanti pasti akan berguna,” terangnya.
Dengan wajah sumringah, lelaki yang termotivasi dari semangat sang ayah yang menginginkannya untuk belajar ke luar negeri ini, memang telah menanamkan mimpi besarnya untuk mengangkat serta mengharumkan Bali dari sisi keislamannya. Terlebih belum banyak masyarakat Indonesia yang mengetahui bahwa ada Al-Qur’an dengan terjemahan bahasa Bali.
“Penulisnya itu seorang mualaf bernama H. Ahmad Iwan Darmawan atau nama Balinya I Wayan Rupa Mengwi yang tinggal di lingkungan Hindu dan sudah berusia 84 tahun,” katanya.
Efri pun tak meyangka, jika penulis Al-Qur’an berbahasa Bali itu ternyata dari Kalangan Ahmadiyah. Dirinya pun sudah tahu betul Ahmadiyah kerap dicap sebagai aliran sesat.
Akan tetapi baginya, Ahmadiyah memiliki kontribusi besar untuk Islam, khususnya untuk masyarakat Bali, ditandai dengan terciptnya Al-Qur’an terjemahan bahasa Bali. Meski tidak terjadi penolakan, namun penyebaran terjemahan ini terbilang masif.
Baca juga : Mahasiswa Pegiat Relawan Pendidikan, Raih Wisudawan Terbaik KPI
“Saat saya temui, si penulis sangat senang. Karena di usianya yang sudah tak muda, akhirnya ada orang yang mau mengangkat karyanya sebagai bahan penelitian yang sebelumnya orang-orang bahkan tak tahu bahwa karya itu ada,” lanjutnya.
Pria yang hobi membaca ini memang sudah menargetkan dalam pengerjaan skripsi harus sebaik mungkin. Ia mengaku terpacu oleh seniornya agar mempunyai suatu karya skripsi yang terbaik.
“Saya masih ingat perkataan senior saya pernah berkata, buatlah skripsi itu dengan baik. Karena kalau kamu sendiri saja tidak punya kesan dengan skripsimu apalagi orang lainya,” ujarnya.
Berkat keuletan dan kegigihannya, Efri juga diganjar menjadi wisudawan terbaik di Fakultasnya. Hebatnya lagi ia juga berhasil lulus cepat 3.5 tahun dengan Indeks Prestasi Kumulatif (IPK) 3,82.
Atas keberhasilan yang diperoleh, Efri ingin menunjukkan kepada orangtuanya. Bahwa memang ada sesuatu yang patut dibanggakan dari dirinya.
“Saat akhirnya di nobatkan menjadi wisudawan terbaik sefakultas, ya saya merasa ini bukan suatu kebanggaan yanng berarti. Namun ini merupakan keberuntungan yang Allah berikan atas semua pejuangan yang saya lakukan selama kuliah,” tutupnya.
Reporter: Fitroh Nurikhsan
Editor: Mela Pauziah