Connect with us

    Sastra

    Trilogi Puisi: Bulan Ternodai

    Published

    on

    WhatsApp%2BImage%2B2017 12 14%2Bat%2B05.01.13

    BULAN TERNODAI 

    Di bulan pertengahan tahun

    Pada bulan purnama
     

    Pria itu menyetubuhi bulan
     

    Dan bulan tak lagi purnama

    Terkutuklah pria itu jadi bulan bulanan.

     
    SUCI TERBELI IBLIS

    Bulan berak tanpa cebok

    Sinarnya berkemas kemas sesgera mungkin

    Pergi menyembunyikan diri tanpa pamit

    Gelap menyaksikan diam diam


    Kesempatan memanfaatkan keadaan perlahan mengalungkan nyanyian sunyi sebagai cara 


    Menidurkan terang, lelap dalam selimut

    Bulan telanjang dikamar terlarang

    Menjual surga dengan ilegal

    Harga tinggi terpatokan tegak berdiri

    Harga diri  mati bunuh diri

    Sebab Harmoni menikmati perih

    Anggap Kelamin sebagai pesta diri

    Sambil Menari nari menikmati basah
     

    Dan Iblis tertawa bebas dalam lubang sempit




    SEBAGAI TERDAKWA

    Di saat gelap menemani bulan
     

    Di saat sepi menyemayamkan diri
     

    Di saat itu pak bodo mengasumsikan tingkah laku
     

    Di saat itu pula pak bodo lupa meresleting celana

    Berjalan tak menengok kanan kiri

    Kembali pulang ke rumah saat istri sudah tertidur lelap

    Esok harinya rumah dikerubung warga

    Seperti halnya semut mengerebungi gula

    Pak bodo terkejut juga heran
     

    Dan baru sadar bahwa resletingnya belum di kancing

    Istrinya menangis

    Istri tetangganya menangis

    Suami dari istri tetangga mengamuk
     

    Para warga pun meminta tanggung jawab

    Pak bodo bingung menjawab

    Penulis : Lukman Taufik

    Continue Reading
    Click to comment

    Leave a Reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *