Buy now

27 C
Semarang
Selasa, November 26, 2024
spot_img

Termotivasi Perjuangan Orang Tua, Musrifatul Raih Wisudawan Terbaik Universitas

 

berota 2.1
Mengenakan toga, Musrifatul Himah berfoto dengan wajah bahagia merayakan hari wisudanya dengan predikat wisudawan terbaik wisuda periode ke-80 UIN Walisongo Semarang, Selasa (8/6)

SEMARANG, LPMMISSI.COM – Mahasiawa Fakultas Syariah dan Hukum (FSH) Musrifatul Himah berhasil menjadi wisudawan terbaik program sarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo Semarang dengan IPK 3,90.

Musrifatul tidak menyangka jika dirinya yang akan menjadi wisudawan terbaik. Selama ini ia merasa sama seperti mahasiswa yang lainnya dalam melaksanakan kuliah.

“Saya melihat perjuangan orang tua saya hingga jatuh bangun, itulah yang terus memotivasi saya untuk terus belajar, dan alhamdulillah akhirnya sekarang saya bisa sampai di titik ini,” katanya ketika diwawancarai oleh kru lpmmissi.com pada Selasa (08/06).

Baca juga: Kumpulan Karya Hantarkan Rohmah Jadi Wisudawan Terbaik FDK

Sejak kecil ia sudah memiliki keinginan yang kuat untuk bisa merubah nasib keluarganya menjadi lebih baik.

“Saya bercita-cita ingin merubah nasib keluarga, dulu waktu kecil keluarga saya kekurangan pangan bahkan hidup numpang, sampai akhirnya alhamdulillah lambat laun kami diberi kecukupan rezeki,” katanya.

Musrifatul mengatakan bahwa setiap anak pasti ingin membahagiakan orang tuanya. Hal itu juga yang menjadikannya termotivasi untuk terus berusaha dan belajar.

Baca juga: UIN Walisongo Resmikan Kebijakan Tugas Akhir Tidak Harus Berbentuk Skripsi

“Saat awal kuliah saya bercita-cita suatu hari nanti saya ingin membawakan undangan wisuda yang berpita merah (undangan khusus terbaik di posisi terdepan), tetapi sayang sekali karena pandemi Orang tua saya belum bisa hadir.” Katanya.

Hal yang berkesan menurut Musrifatul selama kuliah yaitu perjalananya dari kampus menuju pondok pesantren yang ia tempati.

“Tantangan paling berkesan adalah ketika ngga ada teman buat bareng, terus ngga ada bis juga, sehingga saya harus berjalan kaki sendiri di waktu sore hari menjelang maghrib dari kampus menuju ke pondok pesantren di beringin, hal itu saya lakukan untuk bisa mengurangi pengeluaran juga,” Pungkasnya.

Reporter: Hilmi Nasyithotun Nisa
Editor: Moch Hafidz

baca juga

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

[td_block_social_counter twitter="tagdivofficial" youtube="tagdiv" style="style8 td-social-boxed td-social-font-icons" tdc_css="eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjM4IiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMzAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3Njh9" custom_title="Stay Connected" block_template_id="td_block_template_8" f_header_font_family="712" f_header_font_transform="uppercase" f_header_font_weight="500" f_header_font_size="17" border_color="#dd3333" instagram="https://www.instagram.com/lpm_missi/?hl=en"]

terkini