Connect with us

    Artikel

    Pembacaan Barzanji, Wujud Kegembiraan Masyarakat Jawa Sambut Maulid Nabi

    Published

    on

    barzanzi
    Umumnya pembacaan Barzanji dilakukan oleh ibu-ibu. Mereka membacakannya dengan sangat bersemangat dan merdu ketika melantunkan syair-syair Barzanji

    Pembacaan Barzanji dilakukan oleh ibu-ibu. Mereka membacakannya dengan sangat bersemangat dan merdu ketika melantunkan syair-syair Barzanji. (Foto:lpmmissi.com/doc.pribadi)

    Perayaan Maulid Nabi telah menjadi tradisi yang berkembang pada masyarakat muslim, jauh setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW. Salah satunya tradisi masyarakat Jawa dalam memperingati Maulid Nabi dengan pembacaan Berzanji.

    Peringatan Maulid Nabi sebagai bentuk ekspresi kegembiraan dan penghormatan kepada Nabi Muhammad. Maulid telah menjadi bagian dari tradisi keagamaan yang dapat dilihat dari segi historis maupun dari sosial budaya.

    Sebagian besar masyarakat Indonesia, terutama masyarakat Jawa yang menyukai lelagon atau tetembangan memperingatinya dengan membaca Kitab Al-Barzanji. Masyarakat Jawa membacanya dengan dilagukan dengan berbagai irama salawat atau lagu daerah.

    Baca Juga: Kang Putu: Saya Tak Percaya Pendidikan Formal Setelah Jadi Korban

    Membaca Kitab Al-Barzanji bertujuan mendapatkan wasilah agar hajat masyarakat berjalan lancar dan memperoleh keberkahan dari Allah SWT. Selain itu, menambah keyakinan dan ilmu, khususnya tentang Nabi Muhammad SAW, serta menjalin silaturahmi sesama warga sekitar.

    Umumnya pembacaan Barzanji dilakukan oleh ibu-ibu. Mereka membacakannya dengan sangat bersemangat dan merdu ketika melantunkan syair-syair Barzanji yang diiringan rebana maupun qasidah.

    Mengaji Kitab Al-Barzanji biasanya dilaksanakan secara bersama-sama di masjid setempat selama 12 hari, yakni pada 1-12 Rabiul Awal.

    Puncaknya, pada malam ke-12 diadakan acara pengajian peringatan maulid Nabi Muhammad SAW. Kemudian para jemaah makan bersama di masjid.

    Mengenal Kitab Al-Barzanji

    Kitab Al-Barzanji dikarang oleh Syekh Ja’far Al-Barzanji (1126-1177 H) yang sebenarnya berjudul Iqd Al-Jawahir atau yang berarti Kalung Permata. Namun, seiring perkembangan waktu, kitab ini lebih dikenal dengan sebutan Kitab Al-Barzanji.

    Sebutan itu dinisbatkan kepada penulisnya yang diambil dari nama tempat asal keturunan Syekh Ja’far Al-Barzanji, yaitu daerah Barzanji di kawasan Arkad atau yang kini disebut Kurdistan.

    Nama tersebut menjadi populer di dunia Islam pada 1920 ketika Syekh Ja’far Al-Barzanji memimpin pemberontakan nasional Kurdi terhadap Inggris yang saat itu menguasai Irak.

    Penulisan kitab ini bertujuan untuk membangkitkan semangat dan kecintaan umat kepada Nabi Muhammad SAW serta agar umat Islam meneladani kepribadiannya, mencontoh sifat-sifat, perilaku serta akhlak beliau.

    Kitab Al-Barzanji dirangkai untuk mengenalkan kisah Nabi Muhammad melalui syair-syair unik dan mudah dilagukan.

    Baca Juga: Polemik Plagiasi yang Kian Mengakar

    Nah, itulah sedikit informasi mengenai tradisi ngaji Kitab Al-Barzanji saat Maulid Nabi. Ada tradisi apa nih di kampung halaman missiholic untuk memperingati Maulid Nabi?

    Penulis: M. Kholis Dwi S.

    Continue Reading
    Click to comment

    Leave a Reply

    Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *