Buy now

26 C
Semarang
Senin, November 25, 2024
spot_img

Misi Walisongo Center Jadi Tempat Kajian Riset Pemikiran Ulama

salah satu pengunjung sedang melihat benda koleksi di Walisongo Center (foto:lpmmissi/Bagus)
salah satu pengunjung sedang melihat benda koleksi di Walisongo Center (foto:lpmmissi/Bagus)

SEMARANG, LPMMISSI.COM – Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo memiliki gedung baru yang dinamakan Walisongo Center. Gedung baru ini telah diresmikan pada Jumat, (11/8/2023) oleh Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Dasuki.

Gedung ini terletak di kampus 3 UIN Walisongo Semarang, Terlihat suasana di dalam ruangan memang bernuansa Walisongo dan Islam nusantara. Benda-benda yang menyimbolkan Walisongo dan Islam nusantara menghiasi isi ruangan, salah satunya wayang.

Walisongo Center menjadi wujud implementasi pelaksanaan visi misi UIN Walisongo Semarang tentang revitalisasi kearifan lokal. Tak hanya itu, Walisongo Center juga menjadi wadah edukasi sejarah Walisongo dan Islam nusantara.

Baca juga: Sambut Hari Santri Nasional, Kemenag Gelar Expo Kemandirian Pesantren untuk Pertama-kalinya

Salah satu anggota tim pengembangan Walisongo Center, Ahmad Tajudin Arafat, menerangkan bahwa misi utama Walisongo Center yaitu melakukan kajian riset.

“Membedah pemikiran para Walisongo dan para ulama nusantara melalui naskah-naskah, baik aksara jawa atau pegon yang memang itu menjadi bagian dari manuskrip yang sudah lama dan kita rawat,” tuturnya Jumat (20/10) siang.

Selain itu Walisongo Center akan dijadikan laboratorium riset dan museum mini yang berkaitan dengan Walisongo dan Islam Nusantara.

Bisa dikatakan museum mini tempat yang memang terisi dengan koleksi-koleksi jaman dulu dan ada foto-foto yang berisi keterangan berbentuk tulisan. Terdapat naskah-naskah para ulama nusantara terdahulu baik naskah duplikat maupun yang asli.

“Target kita ada tiga, yaitu koleksi foto-foto, koleksi arkeologis dalam bentuk pusaka atau nisan atau hal-hal yang menyimbolkan walisongo dan islam nusantara, serta naskah-naskah,” ungkapnya.

Baca juga: Lakon Abimanyu Dekatkan Kesenian Wayang Orang pada Anak Muda

Ada sekitar 20 lebih naskah asli yang ada di Walisongo Center mulai dari lontar, daluang, kertas biasa, maupun kertas produksi Eropa.

“Mulai dari naskah manuskrip yang cetak atau tulis tangan sendiri. Ada juga jenis aksara Sasak, Lombok, Bali, Pegon, Jawa, ada semua. Meskipun belum banyak tapi sudah mewakili,” ujarnya.

Naskah-naskah yang sudah dimiliki Walisongo Center ada dari K.H. Sholeh Darat, K.H. Bisri Mustofa, dan naskah milik rektor pertama UIN Walisongo Kiai Zubair al-Jaelani. Walisongo Center masih akan menampung naskah-naskah dari para ulama terdahulu.

Baca juga: Ngaret, Kebiasaan Buruk yang Membudaya

Ahmad juga menjelaskan bahwa suatu kewajiban untuk menjaga situs-situs hasil pemikiran ulama Nusantara mulai dari Walisongo hingga kiai-kiai setelahnya.

“Itu menjadi jihad kita untuk menjaga pemikiran dalam bentuk karya,” katanya.

Melihat antusias pengunjung yang cukup ramai, Ahmad berterima kasih karena bisa berjalan dengan apa yang diinginkan.

“Minimal menjadi wawasan baru untuk anak-anak ternyata menjelajahi dunia klasik itu mengasyikkan,” pungkasnya.

Reporter: Bagus Satria
Editor: M Zaky Ramadhani

baca juga

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

[td_block_social_counter twitter="tagdivofficial" youtube="tagdiv" style="style8 td-social-boxed td-social-font-icons" tdc_css="eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjM4IiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMzAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3Njh9" custom_title="Stay Connected" block_template_id="td_block_template_8" f_header_font_family="712" f_header_font_transform="uppercase" f_header_font_weight="500" f_header_font_size="17" border_color="#dd3333" instagram="https://www.instagram.com/lpm_missi/?hl=en"]

terkini