SEMARANG, LPMMISSI.COM – Debat kandidat calon ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Universitas (Dema-U) berlangsung ricuh, Senin (27/11). Kericuhan tersebut disebabkan oleh kecacatan jadwal pemilihan mahasiswa (Pemilwa).
Salah satu anggota Komisi Pemilihan Mahasiswa (KPM), Mugni, mengatakan, pihak KPM hanya mengikuti instruksi dari birokrasi terkait perubahan jadwal pemilwa.
“Dari mulut langsung diwakili oleh Pak Nur Rohman selaku kabag, pas pembukaan bilang bahwa pemilihan akan dilaksanakan tanggal 29 kalau tidak maju. Ternyata besoknya bilang harus maju,” ucapnya saat diwawancarai kru lpmmissi.com di Gedung Auditorium II UIN Walisongo.
Sebelum diajukan menjadi 28 November, Jadwal Pemilwa sebenarnya ada pada 29 November. Perubahan jadwal ini disebabkan adanya acara pengukuhan guru besar.
Baca Juga:Mahasiswa Kesal Debat Kandidat Calon Ketua DEMA-U Molor Tiga Jam
“Maunya tanggal 29 ternyata tanggal 30 ada acara pengukuhan guru besar. Akhirnya dimajuin tanggal 28, supaya tanggal 29 itu persiapan sudah selesai semua,” jelasnya.
Mughni mengaku, KPM kurang melakukan sosialisasi kepada mahasiswa terkait pemilwa karena keterbatasan waktu. Hal ini menjadi alasan utama sosialisasi tidak berjalan efektif.
Terlihat dari pergerakan KPM yang hanya melakukan sosialisasi secara offline , saat pembukaan melalui Dewan Pimpinan Pusat (DPP) partai, dan selebihnya melalui media online .
“Setelah ketua KPM itu dilantik sekitar 10 hari, kami hanya fokus ke sosial media. Kita tidak penyuluhan ke tiap fakultas. Kami dalam sosialisasi langsung, mengandalkan waktu pembukaan melewati DPP partai yang dihadiri ketua partai,” kata Mugni.
Baca Juga:Bukan Salah Guru
Ia turut menyinggung soal ketidaksiapan KPM dalam pelaksanaan pemilwa. Bahkan dirinya dan para anggota juga mengaku kebingungan terkait kepengurusan KPM itu sendiri.
“Jujur kami sebagai pelaksana juga bingung. Kami juga bingung dalam segi pendanaan karena pencairan juga butuh spj. Kami juga seringkali menalangi uang,” ucapnya.
Reporter: Anwar Thohir
Editor: Aulia A Putri