SEMARANG,LPMMISSI.COM– Sosok sastrawan mendiang NH Dini yang syarat karya dianggap patut diberikan apresiasi.
Pernyataan itu tersaji dalam diskusi dan apresiasi satra “Semarang dalam karya Nh Dini”, sabtu (02/03) di Gramedia Balaikota Semarang Jalan Pemuda No 138, Sekayu.
Salah satu narasumber, sastrawan Semarang yang juga Wakil Pemimpin Redaksi Suara Merdeka, Triyanto Triwikromo mengatakan, sebagai bentuk penghormatan, NH Dini diabadikan namanya sebagai ikon sastrawan Semarang.
“Sebagai bentuk penghormatan kepada beliau, kita bisa menjadikan namanya sebagai nama jalan, museum dan lain-lain. Atau paling tidak kita bisa jadikan Dini-Walks in Semarang,” ujarnyasembari tersenyum di hadapan audiens.
Baca juga: Nurhadi : Golput Hanya untuk Orang Bingung
Pernyataan itu ditanggapi serius oleh salah satu Pegiat Literasi, Widyanuari Eko Putra yang menjadi moderator dalam acara tersebut. Dia mengatakan, akhir-akhir ini Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil sedang dirundung habis-habisan oleh warganet karena telah membuat Pojok Dilan.
“Dilan sudah di tahbiskan sebagai taman kecil yang di inisiasi oleh Ridwan Kamil sendiri. Artinya, Bandung kini telah menjadi milik Dilan,” ujarnya.
Meski pemberian taman dilan itu banyak pertentangan, sambung dia, namun dirinya memandang Ridwan Kamil melihat pembentukan nama suatu kota juga dapat dilihat dari segi ketokohan.
Baca juga: Gus Yasin: Bahaya Berita Hoax Jelang Pemilu
“Apakah Semarang mampu menandingi Bandung dengan membuat taman maupun jalan menggunakan nama NH Dini. Ini sebagai pertanyaan sekaligus tantangan untuk kita dalam artian pemerintah, masyarakat dan pegiat seni,” ujarnya.
Acara tersebut menghadirkan sastrawan Semarang sebagai narasumber. Diantaranya, Sastrawan S. Prasetyo Utomo sebagai narasumber pertama, dan sastrawan, Triyanto Triwikromo sebagai narasumber kedua, serta Pegiat Literasi, Widyanuari Eko Putra sebagai moderator.
Selain diskusi, dalam acara tersebut juga dimeriahkan dengan pembacaan karya dan musikalisasi novel yang dibawakan oleh Bengkel Sastra Maluku-Semarang.
Reporter : Fitroh Nurikhsan
Editor: Aini Irmadana