foto:lpmmissi/haqqi
SEMARANG, LPMMISSI,COM- Planetarium UIN Walisongo menjadi salah satu titik pemantauan hilal di antara 124 titik di Indonesia, Rabu (22/3). Hilal terlihat pukul 18.11 WIB di ketinggian 2,5 derajat dengan elongasi lebih dari 10 derajat.
Pemantauan dilakukan menjelang waktu Maghrib dihadiri Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Jawa Tengah, organisasi masyrakat (Ormas), Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG), Kantor Kementerian Agama Kabupaten-Kota, mahasiswa, dan masyarakat umum.
Saat diwawancarai, Anggota Tim Rukyatul Hilal Planetarium UIN Walisongo Semarang, M. Ihtirozun Niam, menegaskan, rukyatul hilal dilakukan setelah terbenamnya matahari.
“Hilal terlihat pukul 18.11 WIB pada ketinggian 2,5 derajat dengan Elongasi lebih dari 10 derajat,” jelasnya.
Ia pun menjelaskan terlihat atau tidaknya hilal menjadi pembeda antara Ormas Nahdhatul Ulama (NU) dan Muhammadiyah dalam menentukan awal bulan.
menueutnya NU akan menentukan berdasarkan hilal di atas tiga derajat. Sementara Muhammadiyah menentukan bila hilal telah di atas ufuk
Kepala Planetarium UIN Walisongo, Ahmad Syifaul Anam mengatakan pemantauan hilal tahun ini lebih ramai dari tahun sebelumnya.
“Perbedaan hari ini situasinya cukup ramai dari tahun lalu, yang mana sempat terkendala dengan kondisi covid. Pada hari ini sudah sedikit lebih bebas. Keseluruhan saya kira mereka sangat antusias dalam pemantauan hilal kali ini,” ucapnya.
ia pun mengatakan kegiatan rukyatul hilal ini sudah berkolaborasi dengan ebebrapa lembaga yang ketiga kalinya dengan Kementerian Agama.
Saiful juga menjelaskan rukyatul hilal sudah dilakukan lebih dari 12 kali sebagai bagian dari observatorium setap bulan.
“Harapannya semoga bisa bersikap cita terhadap Ramadan, sehingga ini bisa menjadi suatu kebersamaan ,” pungkasnya.
Reporter: Diah Ayu Fadilah dan Irma Ardiana
Editor: Karina Rahma Dani