
SEMARANG,LPMMISSI.COM-Imbas dari efesiensi anggaran yang dilakukan oleh UIN Walisongo, kegiatan mahasiswa Benchmarking (BM) Kompetensi di Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) mengalami pemangkasan anggaran.
Semula anggaran permahasiswa mendapatkan 800ribu, namun setelah adanya efesiensi, anggaran BM Kompetensi menjadi 200ribu.
BM Kompetensi dilakukan saat mahasiswa telah menginjak semester enam, dengan adanya pemangkasan anggaran, berimbas tidak akan didapatkannya sertifikat Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP).
Mahasiswa Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI) angakatan 2022, Ajeng Inggit, mengetahui informasi tersebut saat pembekalan jurusan KPI, pada Rabu (26/2).
Ia menyayangkan kebijakan tersebut, karena menurutnya bahwa BM Kompetensi yang bersetifikasi penting untuk menunjang karir di masa depan.
“Saya berharap pemangku kebijakan dapat mempertimbangkan biaya BM bisa ter cover 50-70%, dibandingkan dengan anggaran untuk Kuliah Kerja Lapangan (KKL), jika konotasi KKL untuk liburan bukan untuk menunjang masa depan, ” ucapnya kepada Kru LPM Missi.
Hal senada juga disampaikan olehh mahasiswa KPI angkatan 2022, Kaswaty Putry. Ia menyampaikan akibat dari pemangkasan anggaran, menjadikan mahasiswa menambah nominal untuk mengikuti BM yang bersertifikat BNSP.
Baca selengkapnya: Kritik Sosial Realitas yang Tersembunyi dibalik Ketidakadilan
“Hal ini sangat terasa bagi mahasiswa semester enam, karena pengeluaran bukan hanya untuk BM, tetapi banyak agenda lainnya yang mengeluarkan uang, ” tulisnya kepada Kru LPM Missi.
Ia juga menyampaikan seharusnya pemangkasan anggaran dilihat dari urgensinya, dan tidak semua dipangkas. Ia berharap kebijakan kampus selanjutnya tidak membebani mahasiswa.
WD 2 FDK: Tidak Ada Anggaran untuk BM Kompetensi
Menindaklanjuti permasalahan tersebut, Kru LPM Missi menemui Wakil Dekan dua Bidang Administrasi Umum, Perencanaan dan Keuangan, Abdul Sattar, pada Rabu (19/3).
Ia menyampaikan, FDK mengalami efesiensi anggaran lebih dari 50%, dengan rincian Rupiah Murni (RM) terpangkas 250juta dan Badan Layanan Umum (BLU) terpangkas 2,6 Miliar, maka hal ini akan berimbas pada kegiatan di FDK.
“Jika BM dilaksanakan dengan anggaran sebelumnya, maka dipastikan tidak akan ada kegiatan lain, selain BM, ” jelasnya.
Ia menuturkan anggaran UKT mahasiswa FDK untuk BM itu tidak ada dan seharusnya kegiatan BM juga tidak dilaksanakan. Namun, karena sudah terlajur masuk pada Satuan Kredit Semester (SKS), maka harus dilaksanakan.
“Kegiatan KKL dan Program Pengalaman Lapangan (PPL) atau magang, anggarannya sudah masuk pada UKT mahasiswa, dan jika sudah ada kegiatan itu, tidak perlu adanya BM,” tuturnya.
Ia menambahkan untuk kedepannya anggaran BM Kompetensi akan tetap dianggarkan 200ribu permahasiswa.
Reporter: Rahma Wulansari
Tinggalkan Balasan