Foto: lpmmissi.com/ voxy.com |
Wabah virus korona mulai muncul diakhir 2019. Virus tersebut sudah banyak memakan korban. Di Indonesia, data terbaru dari konferensi pers juru bicara penanganan korona Ahmad Yurianto, tercatat ada 4.557 jiwa dinyatakan positif korona, 399 jiwa meninggal dunia dan 380 jiwa yang dinyatakan sembuh.
Covid-19 merupakan virus yang menyerang manusia begitu cepatnya, virus ini bisa menular melalui benda dan kontak langsung dengan pasien yang positif korona. Namun, ada hal yang menarik dari wabah Covid-19, yaitu virus ini akan mudah menular kepada seseorang yang imunitas tubuhnya rendah atau rentan.
Menurut Prof. Dr. dr. Danang Hawari, Psi, kondisi psikis akan memengaruhi saraf dan saraf akan memengaruhi kelenjar dan kelenjar akan mengeluarkan cairan dalam tubuh yang disebut endokrin, dan cairan ini akan memengaruhi kekebalan tubuh. Hal ini dikarenakan, ketenangan dapat menghasilkan proses metobolisme, pertumbuhan dan perkembangan tubuh manusia menjadi normal, tenang dan teratur. Sehingga virus ataupun penyakit lainnya tidak mudah terkena dalam tubuh kita.
Louis Proto penulis buku Self Healing menyatakan, salah satu penyebab sakit adalah akumulasi rasa stres. Baru-baru ini kita mendapat kabar gembira bahwa pasien positif korona di Indonesia, yang bernama M Budi Hidayat yang bekerja sebagai Kepala Kantor Kesehatan Pelabuhan (KKP) kelas 1 Juanda Surabaya, berhasil sembuh dari virus korona. Dia mengatakan, kalau kita sakit yang penting jangan stres, rutin minum vitamin, istirahat dan makan yang bergizi.
Baca juga: Sayidah Aisyah Tak Sekadar Lagu “Aisyah Istri Rasulullah”
Banyak sekali dari kita menjadi tidak tenang dan stres akibat adanya wabah korona, namun dengan mengelola kemarahan dan mengatur stres dengan tepat, akan membantu metabolisme tubuh tetap stabil. Sependapat dengan Norman Cousin yang mengatakan dalam bukunya Anatomy of Illness (1979), kekuatan terbesar dalam diri manusia adalah dorongan alami tubuh untuk menyembuhkan dirinya sendiri, tetapi kekuatan itu tergantung kepada sistem keyakinan. Semua dimulai dari keyakinan.
Meski peran dokter menentukan, tetapi jika kita tidak yakin akan kemampuan medis maka obat dan segala bentuk pengobatan tidak akan dapat efektif. Kita akan mudah sembuh jika ada keyakinan dan kekuatan dalam diri kita. Karena sebanyak 60 persen faktor utama penyembuhan berasal dari dalam, yakni batin. Sedangkan 40 persen berasal dari faktor lingkungan, seperti keluarga, dokter dan obat.
Guru besar, Dr. H. M. Amin Syukur, M. A, telah membuktikan bahwa dia telah berhasil melawan kanker yang menyerang tubuhnya dengan menata hati dan pikirannya. Disamping itu, untuk menunjang ketenangan hati dan pikirannya dia melakukan terapi dzikir dan doa. Karena seseorang yang melakukan dzikir akan merasa tenang. Menurut ilmu kedokteran dalam otak ada zat kimiawi yang otomatis keluar ketika orang berdzikir, yaitu zat endorphin yang berasal dari dalam tubuh berfungsi menenangkan otak.
Deepak Chopra dokter yang terkenal dengan teori kuantum, mengatakan pikiran bahagia akan menciptakan molekul bahagia, pikiran sehat menciptakan molekul sehat. Jadi kebahagiaan dan kesedihan berpangkal pada cara kita menyikapinya. Misalnya Elizabeth Schneider, pasien positif corona asal Amerika Serikat ini, dia menyikapi virus korona dengan tidak panik. Sehingga berhasil dinyatakan sembuh dari Covid-19.
Baca juga: Siapkah UIN Walisongo Menjadi Green University?
Oleh karena itu, imunitas pada tubuh kita sangat berpengaruh dengan apa yang kita pikirkan saat ini, jika kita sanggup tenang dengan keadaan dan mengatur kecemasan. Maka, penyakit akan sulit untuk masuk ke dalam tubuh kita. Begitupun dengan kebahagiaan atau kesedihan yang kita alami, kitalah yang menentukan dalam menyikapinya. Semua itu berawal dari pemikiran kita.
Beberapa kegiatan yang bisa dilakukan saat isolasi agar mood bahagia
Dokter Bijay Sinha konsultan yang bertanggung jawab di unit perawatan lansia, rumah sakit London, mengatakan kebahagiaan adalah kunci utama seorang pasien agar tetap optimis dalam melawan Covid-19. Hal itulah yang membuat doker Sinha selalu tersenyum ketika menemui pasiennya, karena dengan tersenyum akan menebarkan suasana positif yang membuat pasien tetap berpikir positif.
Pertama, pengalaman dari Nunki Hermawati yang sebelumnya dinyatakan positif korona mengatakan, kegiatan yang bisa dilakukan saat isolasi ialah menonton drama Korea favoritnya. Dengan menonton film, kita bisa mengurangi rasa bosan karena di rumah terus.
Kedua, streaming konser virtual, sejumlah artis melakukan konser virtual. Seperti James Blake, John Legend dan Chris Martin. Dengan melihat dan mendengarkan lagu-lagu dari yang kita idolakan, akan membuat kita lebih relaks dan menumbuhkan perasaan yang menyenangkan.
Ketiga, membaca buku. Waktu berdiam diri di rumah merupakan waktu yang tepat untuk membaca buku. Suasana tenang dan menyenangkan akan kita rasakan. Membaca buku juga membantu otak lebih aktif dan membuatmu mudah untuk mengingat.
Selanjutnya, meditasi atau yoga. Melakukan yoga akan mengurangi stres akibat terlalu lama didalam rumah. Selain itu, yoga akan membantu memperbaiki mood.
Oleh: Khoirun Nisa’