Buy now

26 C
Semarang
Senin, November 25, 2024
spot_img

Dosen UIN, Sulap Limbah Stopmap Jadi Wayang Plastik

 

Sarjita memegang wayang kulit (kiri) dan wayang plastik (kanan) (foto: lpmmissi/abdul)
Sarjita memegang wayang kulit (kiri) dan wayang plastik (kanan) (foto: lpmmissi/abdul)

SEMARANG LPMMISSI.COM – Banyak cara yang dapat dilakukan untuk meminimalisir limbah plastik. Seperti yang dilakukan oleh salah satu dosen Universitas Islam Negeri (UIN) Walisongo, Sarjita Darsa Winara, yang berhasil menyulap limbah stopmap menjadi wayang plastik.

Pasalnya, wayang yang menjadi media peraga bagi dalang ini memiliki harga yang terbilang cukup mahal berkisar Rp 500.000 – Rp 600.000.

Hal ini membuat dosen mata kuliah Tembang Jowo Karawitan itu memilih menciptakan wayang berbahan dasar stopmap plastik.

Baca Juga: 3 Keistimewaan Lailatul Qadar, Malam Penuh Kemuliaan

Sarjita memproduksi wayang plastik mulai tahun 2022 di rumahnya sendiri, Desa Tugurejo RT 06 RW 01, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Jawa Tengah.

Mulanya, laki-laki berusia 62 tahun ini sempat bingung untuk memanfaatkan bahan stopmap bekas. Sebab, dibuang sayang dijual pun tak laku. Hingga akhirnya, ia mempunyai ide untuk membuat wayang dengan bahan dasar plastik.

Sarjita menjelaskan, Ia membuat wayang berbahan plastik lantaran ingin memudahkan dan memberikan solusi bagi dalang junior yang sedang belajar agar dapat memiliki alat peraga.

“Untuk memperingankan dalang-dalang yang masih junior, karena untuk belajar harus mempunyai alat peraga,” ujarnya pada Sabtu, (30/3).

Dalam pembuatannya, Sarjita mengerjakan wayang plastik dalam jumlah banyak sekaligus tetapi secara bertahap. Mulai dari pembuatan pola, pengukiran, amplas dan cat.

“Kalau membuat wayang biasanya langsung 4 sekaligus. Karena jika satu satu, rugi di bahan. Jadi, membuat semua pola dulu. Misal dari tangan, ya dari tangan semua dulu, yang lainya menyesuaikan” jelasnya.

Saat ini, ia mengaku baru memiliki 8 koleksi Wayang Plastik. Ia juga berencana akan mendistribusikan wayang plastik jika telah memiliki 20 koleksi.

Ia berharap karya wayang plastiknya bisa menjadi solusi bagi dalang pemula supaya memiliki alat peraga yang terjangkau.

“Mudah-mudahan karya saya memperingan dalang-dalang pemula. Sekarang kalau mau belajar, melihat wayang dengan harga Rp 800.000 mental sudah down duluan,” ujarnya.

Reporter: Abdul Fatah

Editor: Karina Rahma Dani

baca juga

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

[td_block_social_counter twitter="tagdivofficial" youtube="tagdiv" style="style8 td-social-boxed td-social-font-icons" tdc_css="eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjM4IiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMzAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3Njh9" custom_title="Stay Connected" block_template_id="td_block_template_8" f_header_font_family="712" f_header_font_transform="uppercase" f_header_font_weight="500" f_header_font_size="17" border_color="#dd3333" instagram="https://www.instagram.com/lpm_missi/?hl=en"]

terkini