Semarang, LPMMISSI.COM – Delapan mahasiswa baru (maba) UIN Walisongo pingsan dan 40 lainnya sakit saat mengikuti Pengenalan Budaya Akademik dan Kemahasiswaan (PBAK) di hari pertama, Jumat (4/8). Kegiatan ini bertempat di Lapangan Utama Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.
Koordinator Lapangan Korps Sukarela Palang Merah Indonesia (KSR PMI), Muhammad Hafidz Ali mengatakan telah mengerahkan 25 personil yang tersebar di lapangan dilengkapi dengan alat-alat kesehatan dan obat-obatan.
“Ada enam tandu, dua kasur bedrest, dua matras, satu ambulan, dan beberapa obat-obatan,” ucapnya.
Di sisi lain, Hafidz juga menyayangkan kurangnya fasilitas di posko kesehatan yang mana bagian atas posko robek.
“Bagian atas posko robek dan suasana semakin siang semakin panas. Namun, sampai saat ini belum ada pendinginnya,” ujarnya.
Menurutnya, mayoritas maba yang jatuh sakit dan pingsan disebabkan karena asam lambung naik dan kadar gula darah mereka rendah sehingga tubuh mereka lemas.
Untuk mengantisipasi banyak mahasiswa yang sakit saat acara flash mob di hari terakhir PBAK, Hafidz menyampaikan akan mencoba berkoordinasi dengan DEMA-U terkait hal tersebut.
“Kita dapat catatan rata-rata mahasiswa yang memiliki gangguan di sistem pernapasannya, kita antisipasi dengan menambahkan unit kerja,” tutupnya.
Dokter Klinik UIN Walisongo, Melisa, mengatakan rata-rata penyebab mahasiswa yang sakit dan pingsan karena pusing dan nyeri perut.
“Mungkin ada yang sudah dibagi sarapan, tapi tidak dimakan,” ucapnya.
Lebih lanjut Melisa mengungkapkan, selain karena tidak sarapan, cuaca yang terik turut menjadi salah satu penyebab mahasiswa sakit.
“Pagi sekitar 20 an, ini nambah lagi mungkin dehidrasi karena panas ya,” tambahnya.
Ia berpesan kepada para mahasiswa baru untuk menjaga kesehatan sebab PBAK masih berlangsung selama dua hari ke depan.
“Jaga kondisi, makan yang teratur, jangan stres karena PBAK kan pengenalan lingkungan, dibawa happy aja,” kata Melisa.
Reporter: Indah Wulan Sari
Editor: Zaky Ramadhani