Beberapa hari kedepan, maafkan apabila disekitaran tubuhmu banyak yang menjamah
Tangan-tangan tanpa dosa akan melepas sebagian baju yang kau pakai,
Meraba-raba, mengoyak bahkan menusukkan benda-benda asing ke beberapa bagian
Maafkan apabila engkau yang kami korbankan
Bahwasanya, berbagai janji Ia lontarkan untuk mengembalikan keadaan ‘baik-baik saja’mu
Namun, kau juga tahu tingkah laku mereka
Yang semoga tak lupa janji manis, melupakan begitu saja setelah engakau dibuai
Suara-suara pembelaan terhadapmu, sudah terdengar samar-samar
Hampir nyaring
Beberapa hari kedepan langit yang menangisi akan membuat kau kedinginan, jangan masuk angin ya
Sebab baju-bajumu sudah tidak utuh adanya
Jangan marah, ya
Sebab siapa yang gegabah, atau kita memang sudah tidak punya satu-satunya kekuatan selain mengorbankanmu
Ricuh di luaran sana mengenai berapa baju yang akan mereka lepaskan, berapa tusukan yang akan meraka tancapkan
sebab memikirkan nasibmu, akibat kecil deforestasi yang diciptakan
Mata air pada hilang
Celeng-celeng turun ke jalanan
Kijang mengobrak-abrik pematang
Daging tubuhmu yang akan berguguran
Atau darahmu yang akan menjadi bandang
Lebih dari itu bukankah anak cucu kita harus hidup dengan penerangan sampai kiamat datang?
Kekhawatiran beberapa orang tentangmu, balasan untuk tetap melestarikan
Sedangkan kegegabahan orang(mungkin) tentangmu, beralasan untuk kemaslahatan umat Indonesia beratus tahun kedepan
Energi terbarukan yang ramah lingkungan katanya
Nyatanya, eksplorasi yang baru melepas 45 ha baju sudah membuat darahmu mengaliri sungai-sungai di sekitar sungai rumah pamanku
Slamet, jangan masuk angin ya
Penulis : Hijriyati Nur Afni
Ilustrasi Foto : L. Darmawan