SEMARANG,LPMMISSI.COM-Nusantara Culture Festival 2023 menggandeng organisasi daerah (orda) yang ada di UIN Walisongo. Kegiatan ini bertujuan mengajak mahasiswa mencintai dan menghormati keberagaman budaya di Indonesia.
Kegiatan yang digagas Dema UIN Walisongo ini bertajuk ” Cara Asik Mencintai Budaya Indonesia”. Nusantara Culture Festival yang dilaksanakan di Lapangan kampus 3 UIN walisongo, Kamis (25/5) menampilkan berbagai pertunjukan seni, bazar, dan Ngaji Budaya.
Baca juga: Kajur PMI: SPTA Latih Cara Berpikir Mahasiswa Tentukan Strategi Pemberdayaan
Ketua Dema UIN Walisongo Semarang, M Faris Balya, mengatakan, kegiatan ini bertujuan mengenalkan budaya Nusantara.
Nusantara culture Festival dimulai pada pukul 12.00 WIB, dibuka dengan Fashion Show menggunakan pakaian adat dari masing-masing daerah.
Tak sampai disitu saja, Nusantara Culture Festival juga mengadakan Ngaji Budaya pada pukul 20.20 WIB, dengan menghadirkan KH. Zawawi imran, Sosiawan Leak, dan Romo Doktor Aloysius sebagai narasumber.
“Bertujuan memperkenalkan budaya Nusantara kepada generasi milenial khususnya mahasiswa,” tuturnya.
Kepastian Nusantara Culture Festival Pengganti Parade Budaya
Saat diwawancarai kru lpmmissi.com, Faris, mengatakan, belum ada keputusan secara rinci mengenai Nusantara Culture Festival sebagai pengganti Parade Budaya saat PBAK.
“Untuk keputusannya ini belum ada, tapi memang kami ada arah ke sana, yang jelas, saat PBAK stand untuk Orda kami pastikan tetap ada,” ucapnya.
Ia juga berharap, parade budaya saat PBAK memilki konsep yang berbeda dengan Nusantara Culture Festival.
Menanggapi hal tersebut mahasiswi jurusan Pendidikan Bahasa Arab (PBA), Halimatus Sadiyah, salah satu perwakilan dari Pemalang yang menampilkan Tari Nanas Madu, turut meramaikan Nusantara Culture Festival 2023.
Halimatus mengatakan, Nusantara Culture Festival ini kurang efektif bila dijadikan sebagai pengganti parade budaya saat PBAK.
Hal ini karena masih banyak mahasiswa yang kuliah dan penontonnya lebih sedikit jika dibandingkan dengan PBAK.
“Untuk waktu penampilannya lebih efektif Nusantara Culture Festival, tapi untuk perkenalannya kurang,” ujarnya.
Hal senada juga disampaikan oleh salah satu anggota dari Ikatan Mahasiswa Minang (IKAMMI), Reza, menyayangkan, jika Parade Budaya saat PBAK diganti dengan Nusantara Culture Festival.
“Saya kurang setuju jika Nusantara Culture Festival dijadikan sebagai pengganti parade budaya saat PBAK, alangkah baiknya jika Nusantara Culture Festival ini dijadikan sebagai agenda tahunan,” pungkasnya.
Reporter : Diah Nur’Ainifitriana
Editor: Karina Rahma Dani