Buy now

26 C
Semarang
Senin, November 25, 2024
spot_img

LGBT, Komunitas Terselubung dalam Kampus

lgbti2

foto: Doc. Repromissiholic

Lpmmissi.com-Lesbian, Gay, Biseksual dan Transgender (LGBT) sudah tidak asing lagi di Indonesia, bahkan bagi negara lain LGBT seakan sudah hal yang biasa, terutama bagi negara yang paham liberalisme, seperti Amerika Serikat. Di negara adikuasa tersebut, LGBT bahkan dilegalkan,berbeda jauh dengan di Indonesia dimana LGBT sangat ditentang oleh berbagai pihak,terutama bagi mereka yang beragama muslim. Baru-baru ini Indonesia kembali dikejutkan dengan pemberitaan pesta gay yang terjadi di Kelapa Gading,Jakarta Utara. Pesta Gay yang berkedok fitness tersebut sudah berlangsung selama tiga tahun. Tentu, hal tersebut mengejutkan berbagai pilihan.

Terlebih lagi, di Indonesia dimana LGBT masih sangat awam di kalangan masyarakat. namun, jika ditelusuri lebih jauh lagi, kasus LGBT tidak hanya yang terjadi di Kelapa Gading Seperti yang dirangkum oleh liputan6.com, antara lain yaitu, ditemukan kasus pasangan gay yang terjadi di Aceh, dimana pasangan tersebut dihukum cambuk sebanyak 80 kali sesuai dengan hukum syariat Islam yang ada di sana. Kemudian, pernikahan gay yang terjadi di Bali, yang kemudian menjadi perbincangan hangat di sosial media, pernikahan tersebut sangat ditentang oleh Gubernur Bali saat itu. Berikutnya yaitu, pesta gay di Surabaya yang terjadi di salah satu hotel di Surabaya. Bahkan, berita-berita tersebut juga mendapat perhatian dari media asing seperti media dari Inggris dan Australia.
Pemberitaan LGBT yang terjadi di Indonesia secara tidak langsung turut mendorong munculnya penemuan-penemuan LGBT di daerah-daerah lain, tak terkecuali di kampus-kampus. Salah satunya terjadi di beberapa kampus yang ada di Semarang, Jawa Tengah. Berdasarkan surat kabar Jawa Pos Radar Semarang, terdapat kelompok LGBT yang memiliki jaringan di kampus. Beberapa kampus yang disebutkan yaitu, Grup Gay Unnes (1.267 anggota), Undip (840 anggota), Unissula (352 anggota), dan UIN Semarang (88 anggota). Grup-grup tersebut bahkan sudah memiliki Standar Operasional Prosedur (SOP) yang sangat ketat dan dilakukans secara sembunyi-sembunyi. Biasanya mereka melakukan hubungan komunikasi dengan sosial media yang bersifat pribadi seperti Whatsapp dan facebook. Tak hanya itu, mereka juga membuat agenda pertemuan yang biasanya dilakukan saat Car Free day (CFD) di Simpang Lima Semarang dan beberapa tempat yang sudah disepakati sebelumnya. 
Melihat realita tersebut, sebagai masyarakat Indonesia tentu kita merasa prihatin. Terlebih hal tersebut terjadi pada generasi penerus bangsa. Adanya penemuan LGBT yang terjadi dibeberapa kampus, cukup mengagetkan berbagai kalangan terutama bagi kalangan kampus dan mahasiswa itu sendiri. Menyikapi hal tersebut, salah satu kampus yang berkaitan, UIN Walisongo Semarang, menaggapi kasus tersebut yang disampaikan oleh salah satu dosen Psikologi,  “perlu diteliti lebih jauh lagi dan apa benar ada gay di UIN atau hanya sekedar iseng-iseng saja. Seandainya ada mahasiswa yang terlibat LGBT, maka perlu adannya pengarahan lebih lanjut kepada mahasiswanya, jadi di setiap mata kuliah ada hidden kurikulum untuk menekankan kodrat sebagai laki-laki dan permpuan. semua dosen bisa mengakarkan kondisi akhlak dan psikolois terkait larangan zina, dan hubungan antara laki-laki dan perempuan dengan perempuan”.
Meskipun demikian, adanya LGBT tentu dilarang oleh agama Islam itu sendiri, LGBT juga bukan identitas atau budaya dari negara timur. Terlebih bagi masyarakat muslim yang sangat menentang adanya kaum LGBT di Indonesia. bahkan, hal tersebut sudah diceritakan secara jelas dalam kisah Nabi Luth, dimana seluruh umatnya mendapatkan azab karena menyukai sesama jenis. Jikapun membela dan mendukung Hak Asasi Manusia (HAM) bagi kaum LGBT, tentu akan lebih banyak kaum mayoritas yang menentang adanya kaum LGBT. Sampai saat ini memang belum ada titik temu terkait HAM atau pelegalan dalam kasus LGBT. Namun, tetap saja sebagai muslim dan sebagai Bangsa Indonesia kita berhak untuk menolak dan menentang kaum LGBT karena tidak sesuai dengan adat, norma dan tradisi Bangsa Indonesia. kontrovesi adanya LGBT akan terus terjadi dan mereka akan terus ada meskipun muncul secara berani atau sembunyi-sembunyi. Kasus LGBT perlu mendapat perhatian serius dari pemerintah dan juga adanya kesadaran dari kaum LGBT itu sendiri. Karena LGBT bukanlah sebuah takdir tapi bisa dikatakan sebagai hubungan menyimpang yang bisa disembuhkan secara mental dan Psikologis.(Arina Salsabila).


baca juga

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

[td_block_social_counter twitter="tagdivofficial" youtube="tagdiv" style="style8 td-social-boxed td-social-font-icons" tdc_css="eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjM4IiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMzAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3Njh9" custom_title="Stay Connected" block_template_id="td_block_template_8" f_header_font_family="712" f_header_font_transform="uppercase" f_header_font_weight="500" f_header_font_size="17" border_color="#dd3333" instagram="https://www.instagram.com/lpm_missi/?hl=en"]

terkini