SEMARANG,LPMMISSI.COM-Sebenarnya, apa sih esensi dari berpuasa di bulan suci Ramadan ini?
Apakah hanya sekadar menahan lapar, dahaga, dan berbagai hal yang membatalkan puasa, mulai dari terbitnya fajar sampai tenggelamnya matahari?
Pengertian di atas memang menggambarkan definisi dari berpuasa. Namun, pengertian di atas agaknya kurang esensial yang mana tujuan berpuasa seakan terbatas pada unsur jasmaniah saja.
Nyatanya, ada kok hal lain yang lebih substansial dari ibadah puasa seperti: menahan hawa nafsu, meningkatkan taqwa, mendekatkan diri kepada Allah, dan masih banyak lagi kebaikan-kebaikan di dalamnya.
Karena pada kenyataanya, banyak dari umat Muslim yang hanya menahan lapar dan dahaga, tapi tidak dibarengi dengan menahan diri dari berbagai perbuatan maksiat.
Baca selengkapnya: Sehat dan Semangat Beribadah: Tips Jaga Kondisi Tubuh Selama Ramadhan
Sehingga yang terjadi pahala puasanya terus berkurang, dan hanya mendapatk lapar dan dahaga selama seharian.
Sesuai dengan hadits Baginda Nabi Muhammad shallallahu alaihi wa sallam yang berbunyi:
رُبَّ صَائِمٍ حَظُّهُ مِنْ صِيَامِهِ الجُوْعُ وَالعَطَشُ
“Betapa banyak orang yang berpuasa namun dia tidak mendapatkan dari puasanya tersebut kecuali rasa lapar dan dahaga.” (HR. Ath Thobroniy dalam Al Kabir dan sanadnya tidak mengapa. Syaikh Al Albani dalam Shohih At Targib wa At Tarhib no. 1084 mengatakan bahwa hadits ini shohih ligoirihi –yaitu shohih dilihat dari jalur lainnya).
Masalah lainnya adalah, banyak dari umat muslim yang berbuka secara berlebihan, berdalih memuaskan perutnya setelah seharian kelaparan. Hal ini tentu kurang sesuai dengan esensi puasa yang menahan dari hawa nafsu dan meningkatkan ketaqwaan.
Apalagi beberapa dari kita terkadang merasa “bebas” setelah berbuka, seperti: berkata-kata kasar, berbohong, dan beberapa perbuatan maksiat yang seharusnya dihindari.
Baca juga: Manfaat Berpuasa bagi Kesehatan Fisik dan Mental
Padahal, bulan Ramadan ini hanya ada satu bulan dalam setahun, dan kebaikannya tidak terbatas pada ibadah puasa saja, melainkan segala amalan akan dilipat gandakan pahalanya.
Maka sebaiknya, ketimbang merasa terbebas dari aturan-aturan larangan maksiat di saat puasa, umat muslim sebaiknya memanfaatkan waktu di bulan ini untuk senantiasa beramal saleh.
Terlebih lagi, pada malam bulan ramadan, terdapat satu malam spesial, hanya Allah yang tahu kapan malam tersebut. Malam yang lebih baik dari pada seribu bulan-Malam Lailatul Qadar.
Penulis: M. Hasan
Editor: Haqqi Idral