Buy now

26 C
Semarang
Senin, November 25, 2024
spot_img

AICIS ke-23: Peran Agama dalam Mengatasi Krisis Kemanusiaan

pembukaan simbolis acara aicis ke-23 oleh wamen agama (foto: lpmmissi/haqqi)
pembukaan simbolis acara aicis ke-23 oleh wamen agama (foto: lpmmissi/haqqi)

SEMARANG, LPMMISSI.COMAnnual International Conference on Islamic Studies (AICIS) ke-23 kembali digelar dan Kota Semarang menjadi tuan rumah pada perhelatan konferensi ke-Agamaan ini, pada Kamis (01/2). Kegiatan ini bertajuk “Redefining the Roles of Religion in Addresing Human Crisis: Encountering Peace, Justice, and Human Right Issues” dan diikuti oleh berbagai kalangan akademisi dan tokoh Agama.

Kegiatan ini berlangsung selama 4 hari dari tanggal 1-4 Februari 2024. Pembukaan  kegiatan ini bertempat di Gedung Auditorium 2 Kampus 3 UIN Walisongo Semarang, serta dibuka oleh Wakil Menteri Agama, Saiful Rahmat Daisuki.

Dalam perhelatan ini terdapat 328 paper yang nantinya menjadi bahan diskusi, dan paper yang terpilih akan diterbitkan.

Dalam konferensi pers Direktorat Jenderal Pendidikan Islam (Dirjen Pendis) Kemenag RI, Ali Ramdhani mengatakan bahwa AICIS adalah forum akademik yang menawarkan solusi global, yang mana Agama dapat hadir dan berkontribusi dalam isu kemanusiaan.

“Acara ini diharapkan bisa menciptakan Semarang Charter,” ucapnya.

Ia juga menyinggung tentang konflik yang sedang terjadi di Palestina, Ukraina, dan Rohingya agar dapat ditemukan solusinya.

AICIS ke-23 ini memiliki enam kegiatan, diantaranya Plenary Session, Parallel Session, On Stage Discussion, 1st Southeast Asia Religious Leaders Summit, dan Declaration of Semarang Charter.

Baca Juga:Pamerkan Tenun Khas Jepara di Expo UMKM AICIS ke-23

Direktur Diktis Kemenag RI, Zainul Hamdi mengatakan AICIS kali ini bukan semata perhelaan akademik, melainkan diharapkan bisa menjawab krisis global terutama di Asia Tenggara.

“AICIS merupakan islamic studies terbesar di Indonesia dan se-Asia Tenggara dengan keterlibatan terbanyak,”

Sekjen Kemenag RI, Nizar Ali juga menyebut kegiatan ini sejalan dengan visi-misi kampus UIN Walisongo, selaku tuan rumah perhelatan konferensi ke-Agamaan tersebut.

“UIN Walisongo adalah kampus kemanusiaan dan peradaban. AICIS bisa menyelesaikan problem yang muncul terkait perdamaian, keadilan dan HAM,” ucapnya.

Baca Juga:Dari Pegunungan Idaho ke University of Cambridge

Sekjen Kemenag sekaligus Rektor UIN Walisongo tersebut juga berharap dengan adanya Semarang Charter bisa dijadikan sebagai rekomendasi, yang hasil konseptualnya bisa diaplikasikan ke bumi (masyarakat).

Selain itu, ada pula agenda lain AICIS tahun ini, seperti Islamic Culture and Civilization Expo, Islamic Higher Education Expo and Journal Clinique, Semarang Cultural Trip, Semarang Halal Food Festival, dan Penanaman Pohon Perdamaian.

Reporter: Haqqi Idral
Editor: M. Kholis Dwi Saputro

baca juga

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

[td_block_social_counter twitter="tagdivofficial" youtube="tagdiv" style="style8 td-social-boxed td-social-font-icons" tdc_css="eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjM4IiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMzAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3Njh9" custom_title="Stay Connected" block_template_id="td_block_template_8" f_header_font_family="712" f_header_font_transform="uppercase" f_header_font_weight="500" f_header_font_size="17" border_color="#dd3333" instagram="https://www.instagram.com/lpm_missi/?hl=en"]

terkini