SEMARANG,LPMMISSI.COM- Parade Budaya UIN Walisongo bertujuan untuk memperkenalkan Budaya Daerah yang ada di Indonesia kepada mahasiswa baru pada Minggu (6/8) di Lapangan Utama Kampus 3 UIN Walisongo Semarang.
Parade budaya sebagai penutup acara di hari terakhir PBAK tahun ini di isi oleh 24 organisasi daerah yang masing-masing menampilkan tarian khas daerahnya.
Tidak semua organisasi daerah mengikuti parade budaya, hal ini disebabkan kuota pendaftaran yang sudah penuh. Ketua Panitia PBAK, M. Anang Ma’ruf mengakatan “Kemungkinan dari organisasi daerah itu sendiri tertinggal informasi yang ada.”
Anang Ma’aruf juga menambahkan tentang tujuan parade budaya pada PBAK tahun ini.
“Tujuan parade budaya adalah ingin menunjukkan kekayaan UIN Walisongo Semarang yang memiliki budaya yang berbeda-beda. Kita tahu UIN Walisongo Semarang dibentuk oleh banyak mahasiswa dari berbagai daerah. Baik itu mahasiswa dari Sumatera, Jawa, Kalimantan dan sebagainya, bahkan ada yang internasional,” imbuhnya.
Salah satu penari dari Keluarga Pelajar Rembang Semarang, Azzahra Zulfia, menyampaikan makna dari penampilan tari orek-orek.
“Kegiatan orang-orang pedesaan Rembang yang sebenarnya, jadi gerakan tarian ini yang santai gemulai dan itu biasanya di tarikan secara berpasangan, namun dari anggota laki-lakinya belum ada, jadi yang nari hanya perempuan saja, itu menggambarkan kehidupan orang Rembang wilayah pesisir yang berpakaian sederhana,kemudian tarian ini bernama orek-orek,” katanya.
“Persiapan menampilkan tarian ini yaitu lima kali dan latihan yang terakhir di Semarang dan langsung tampil tepat pada hari PBAK terakhir. Disemarang itu kesulitan dalam mencari penyewaan kostum khusus daerah Rembang,” imbuhnya tentang persiapan penampilan.
Azzahra zulfia mengatakan kesannya karena sudah tampil pada parade budaya kali ini.
“Karena di tahun sebelumnya gagal tampil saat PBAK, pada tahun ini alhamdulillah bisa ikut serta, karena sebagai progres buat desa, jadi perasaanya bangga, senang, bisa menampilkan satu tarian asli dari Rembang yang merupakan satu ikon buat daerah tersebut supaya teman-teman bisa mengenal Rembang daerah Ibu RA Kartini,” ungkapnya.
Azzahra menyampaikan semoga kedepannya bisa lebih baik lagi, dan memperbaiki apa yang perlu diperbaiki.
Reporter: Afifah Mubarokah
Editor: M. Kholis Dwi Saputro