Connect with us

Berita

Angkat Moderasi Beragama Lewat Karya Seni, Arcmosfest Gelar Acara di Pecinan

Published

on

Barongsai pada akhir pembukaan ARCHMOSFEST #6, doc: lpmmissi.com/ Ainiyah
Barongsai pada akhir pembukaan Arcmosfest #6, doc: lpmmissi.com/ Ainiyah

SEMARANG, LPMMISSI.COM – Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Ilmu Seni dan Arsitektur Islam (ISAI) UIN Walisongo Semarang kembali menggelar acara tahunan Arcmosfest di kawasan Pecinan, Semarang, di depan Kantor Kelurahan Kranggan, Sabtu (11/10) malam.

Berbeda dengan konsep 5 tahun sebelumnya yang berturut-turut diadakan di kawasan kampus, tahun ini pembukaan Arcmosfest untuk pertama kalinya digelar di tengah masyarakat.

Pembukaan Arcmosfest #6 berkolaborasi dengan Ekskursi menampilkan pameran bertema “Reflection Heritage: Red, History, and Wish” dan ditutup dengan pertunjukan barongsai yang kemudian mengiring peserta menuju lokasi pameran karya seni mahasiswa.

Ketua pelaksana, Ara, menyampaikan bahwa pemilihan tema Pecinan melalui proses yang cukup panjang.

“Ide ini berawal dari kolaborasi dengan event Ekskursi, yang di dalamnya terdapat riset, diskusi, dan pembuatan film dokumenter. Tahun lalu Ekskursi mengangkat Kampung Melayu Semarang, dan karena itu sudah selesai, tahun ini kami ingin menelisik sisi lain dari Semarang. Maka kami memilih Kampung Pecinan,” jelasnya.

Ara menambahkan, pertunjukan barongsai di akhir acara pembukaan bukan sekadar hiburan, melainkan memiliki makna simbolis.

“Banyak yang bertanya, kenapa Arsitektur Islam memilih tema Pecinan, bukan tema yang lebih Islami seperti di Kudus. Justru karena kami dari UIN, kami belajar tentang moderasi beragama. Melalui Arcmosfest ini kami ingin mempraktikkan secara langsung nilai moderasi beragama lewat karya seni. Kehadiran barongsai menjadi simbol bagaimana kita bisa hidup berdampingan dan saling menghormati antar agama,” tutur Ara.

Menurutnya, Arcmosfest bukan hanya ajang pamer karya seni dan arsitektur, tetapi juga sarana untuk menanamkan nilai toleransi dan keberagaman dalam kehidupan bermasyarakat.

Ara berharap, Arcmosfest tahun-tahun mendatang dapat berjalan lebih sukses dan membawa nama ISAI semakin dikenal, tidak hanya di Semarang, tetapi juga di seluruh Indonesia.

Reporter: Nur Iffatul Ainiyah
Editor: Fatkhiyya Azzahro

Continue Reading
Click to comment

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *