Komunitas Diajeng Semarang meriahkan festival dugderan 2025 (doc:lpmmissi/irma)
SEMARANG,LPMMISSI.COM-Menjelang Bulan Ramadhan, Kota Semarang memiliki tradisi yang digelar setiap tahun yaitu Dugderan. Pada tahun ini, Dugderan dibuka dengan acara Karnaval yang digelar di Balai Kota Semarang, Jum’at (29/2).
Sebelum beralih tempat ke Masjid Agung Jawa Tengah (MAJT) yaitu di Lapangan Alun-Alun Masjid Agung Semarang, kami bertemu dengan komunitas yang memiliki ciri khas berkebaya.
Founder Komunitas Diajeng Semarang (KDS), Maya Dewi mengatakan antusiasnya dalam berpartisipasi meramaikan Festival Dugderan 2025.
“Senang sekali rasanya bisa meramaikan festival dugderan ini untuk pertama kalinya,” ungkapnya.
Komunitas Diajeng Semarang mengusung tema “Adat Jawa dan China” dalam penampilan karnavalnya. Alasan mengusung tema tak lepas dari sejarah budaya di kota ini, di mana pengaruh Tionghoa/China dan Jawa pesisir saling berkaitan.
Meski mengangkat keduanya, ia lebih berfokus pada busana adat Jawa pesisir yang berkembang seiring letak geografis Semarang.
Baca juga: 𝗗𝗲𝗮𝗱𝗽𝗼𝗼𝗹 𝘅 𝗪𝗼𝗹𝘃𝗲𝗿𝗶𝗻𝗲: 𝗙𝗶𝗹𝗺 𝗙𝗮𝗻𝘀𝗲𝗿𝘃𝗶𝗰𝗲 𝘆𝗮𝗻𝗴 𝗧𝗶𝗱𝗮𝗸 𝗥𝗮𝗺𝗮𝗵 𝘂𝗻𝘁𝘂𝗸 𝗦𝗲𝗺𝘂𝗮 𝗞𝗮𝗹𝗮𝗻𝗴𝗮𝗻
Terdapat 31 jumlah anggota KDS yang turut serta meramaiakan dan mereka dibagi menjadi 3 kelompok.
Kelompok pertama, memakai kebaya adat Jawa. Kelompok kedua, memakai kebaya adat Tionghoa. Kelompok ketiga, memakai kebaya Fantasi.
Disisi lain, hal tersebut juga bertujuan agar masyarakat Semarang mengetahui terdapat beragam budaya.
“Ini menjadi tugas kami untuk memperkenalkan kostum dan beberapa budaya di Semarang, karena ini menjadi ciri khas komunitas kami” tambahnya.
Reporter: Alya
Editor: Irma Ardiana