#KaburAjaDulu2025 (ilustrasi:lpmmissi:akunX@neohistoria_id)
SEMARANG,LPMMISSI.COM-Keresahan netizen Indonesia terhadap situasi dalam negeri kembali ramai di media sosial, khususnya di X. Tagar #KaburAjaDulu menjadi perbincangan hangat. Menurut Ismail Fahmi, kemunculan tagar ini muncul akibat kekecewaan terhadap kondisi negara. Namun, apakah “kabur” benar-benar menjadi solusi atau hanya bentuk pelarian semata?
Beragam keresahan muncul di masyarakat terkait kondisi Indonesia saat ini, mulai dari kenaikan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) dari 11 persen menjadi 12 persen, larangan pedagang eceran menjual gas elpiji 3 kilogram, hingga program makan gratis yang menimbulkan kekhawatiran soal efisiensi anggaran.
Beberapa netizen beranggapan peluang di luar negeri lebih menguntungkan.Faktor seperti prospek kerja yang lebih baik, kesempatan mengasah keterampilan, serta dukungan komunitas menjadi daya tarik tersendiri bagi calon imigran. Kesadaran akan pentingnya pendidikan dan pengembangan diri juga mendorong banyak orang untuk mempertimbangkan kehidupan di luar negeri.
Di sisi lain, berimigrasi ke negara asing tidak semudah yang dibayangkan. Mengingat tingginya biaya, ketidakpastian ekonomi di negara tujuan, dan tantangan beradaptasi dengan budaya baru. Selain itu, jika terlalu banyak pekerja memilih pergi, Indonesia berisiko kehilangan talenta-talenta berbakat.
Baca juga: Hasil Audiensi dengan WR III: Tidak Ada UKM F dan Pembentukan Skema Koordinasi UKM Serumpun
Dalam cuitannya, Petra Novandi berpendapat bahwa memilih untuk “kabur” bisa menjadi opsi bagi mereka yang tidak memiliki banyak keterikatan dengan Indonesia. Sementara itu, akun X HRD Bacot mempertanyakan apakah kondisi Indonesia memang begitu tertinggal hingga masyarakat lebih memilih Vietnam sebagai tujuan imigrasi.
Karena perdebatan ini, penting untuk tidak sekadar ikut tren tanpa mempertimbangkan konsekuensinya. Lebih bijak jika fokus memperbaiki keadaan dalam negeri agar keinginan untuk “kabur” tidak terus bermunculan. Sebab, jika semua orang memilih pergi, lalu siapa yang akan berkontribusi membangun Indonesia?
Pada akhirnya, menetap atau pindah ke luar negeri adalah keputusan pribadi yang harus dipikirkan dengan matang. Lebih dari itu, keputusan tersebut sebaiknya menjadi solusi yang tepat, bukan sekadar cara menghindari tantangan yang sebenarnya bisa dihadapi.
Tren #KaburAjaDulu seharusnya menjadi alarm bagi pemerintah untuk mengevaluasi kebijakan yang diterapkan. Tren seperti ini tidak akan muncul, kalau kebijakan yang diberlakukan tidak merugikan masyarakat.
Penulis: Fika