Foto: LPM MISSI |
SEMARANG, LPMMISSI.COM – Dalam pembukaan acara Annual Conference on Da’wah and Communucation (ACDC) II, Kepala Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kota Semarang Abdul Haris menyinggung cara dakwah di era disrupsi, Jumat (28/06).
Ia mengatakan daya disrupsi luar biasa, karena provokasi, ghibah, dan namimah telah difasilitasi teknologi.
“Akibatnya, jangkauan dari efek negatifnya menjadi bersifat global,” ungkapnya.
Baca juga: WR I : Disrupsi, Antara Perubahan atau Memusnahkan
Haris juga menambahkan, jika ahli dakwah tidak mengikuti era disrupsi, maka akan kalah dengan aktivitas negatif.
“Melihat hal tersebut, jika ahli dakwah masih saja bertahan pada cara manual dan tidak mengikuti era disrupsi, maka akan tertinggal, kalah dengan aktivitas negatif yang secara tidak langsung terfasilitasi,” tambah Haris dalam sambutannya di Rumah Dinas Wali Kota.
Muhammad Haris, mengatakan acara ini bertujuan untuk mengkaji perkembangan ilmu dakwah dalam menghadapi arus globalisasi.
“Acara yang bertemakan Revitalisasi Gerakan Dakwah Islam di Era Disrupsi ini, bertujuan untuk mengkaji perkembangan ilmu dakwah dalam menghadapi arus globalisasi,” lanjutnya.
Baca juga: Inovasi Media Gatra dalam Menghadapi Era Digital
Haris menambahkan, semua orang mengalami pergeseran di era disrupsi, kiai kondang ditinggal dan lebih percaya pada konten-konten di internet.
Pembukaan ini dihadiri oleh 250 peserta yang terdiri dari perwakilan dosen Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (PTKIN) se-Indonesia, dosen dan mahasiswa Fakultas Dakwah dan Komunikasi.