SEMARANG – lpmmissi.com- Setelah aksi tolak Uang Kuliah Tunggal (UKT) digelar oleh mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI), Fakultas Ushuludin dan Humaniora (FUHum), dan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) pada Rabu (24/8), mahasiswa baru (maba) Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) turut melakukan aksi serupa di depan gedung dekanat FDK, Kamis (25/08).
Mega Fitriani, maba jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam, merasa terbebani dengan besaran biaya UKT yang ditetapkan kepadanya. “Dapat UKT yang 1,7 juta, sejujurnya merasa terbebani,” tutur mahasiswi asal Bekasi itu.
Tak hanya Mega, orang tua yang tinggal di Bekasi pun merasa kaget dengan besaran biaya UKT untuk anaknya. “ Orang tua juga kaget pas dengar harus bayar 1,7 juta, mereka tanya rinciannya untuk apa saja,” ujarnya
Ketua Dewan Eksekutif Mahasiswa Fakultas (DEMA-F) FDK Muhammad Baihaqi, menerangkan, aksi tolak UKT sepenuhnya inisiatif dari maba yang merasa terbebani dengan tingginya UKT 2016. “DEMA dan Senat Mahasiswa (SEMA) FDK mendukung sepenuhnya inisiatif maba, karena banya maba yang bertanya dan mengeluh terkait UKT,” ucap Baihaqi.
“ Jika Dekan FDK dan Wakil dekan Bidang Administrasi Umum dan Perencanaan Keuangan tidak segera memberi tanggapan, maka kami akan melakukan aksi kembali dengan massa yang lebih banyak,” kata Baihaqi.
Dalam aksi kali ini, tidak hanya menyuarakan aksi tolak UKT, tetapi juga menuntut adanya transparansi Rancangan Anggaran Biaya (RAB), Biaya Kuliah Tunggal (BKT), dan dana UKT. Hingga hari ketiga Orientasi Pengenalan Akademik dan Kemahasiswaan (OPAK) dilaksanakan, Baihaqi mengaku belum menerima Surat Keputusan (SK) Rektor terkait UKT UIN Walisongo. (Ana/Dini)
Tinggalkan Balasan