Aku menangis, hingga air mataku mengering
Aku berdoa, hingga lilin-lilin itu padam
Aku bersujud, hingga lantai ini retak
Aku bertanya, oh Rafah
Palestina, kota para nabi
Jalan pintas, antara surga dan bumi!
Oh Robihwa, kota seribu menara
Seorang gadis cilik nan cantik
Dengan jari-jari terbakar
Robihwa, matamu terlihat murung.
Oh bayangan yang dilewati sang Nabi,
Bebatuan jalananmu bersedih
Menara-menara masjid pun murung
Kota yang dilaburi warna hitam
Siapa yang akan mengumandangkan azan setiap sholat?
Siapa yang akan membunyikan lonceng suci di pagi Minggu?
Siapa yang akan memberi mainan bagi anak-anak
Pada perayaan Natal?
Baca Juga: Palestina, Semangka, dan Kita
Wahai dunia lihatlah,
Lihatlah, kota penuh duka
Oh air mata yang mengalir
Bergetar di kelopak matamu,
Siapa yang akan berdiri dalam peperangan?
Kepada mutiara agama.
Siapa yang akan mencuci darah pada batu kerikil?
Siapa yang akan menyelamatkan Injil?
Siapa yang akan menyelamatkan Quran?
Siapa yang akan menyelamatkan tempat ibadah?
Siapa yang akan menyelamatkan manusia?
Oh Rafah, oh Palestina, kotaku tercinta
Esok pepohonan indahmu akan berbunga
Batang dan cabangmu yang hijau,
Tumbuh dengan gembira, matamu berseri-seri.
Merpati-merpati terbang kembali ke atap atap yang suci
Dan anak-anak kembali bermain
Orang tua dan anak-anak bertemu
Di jalananmu yang berkilauan
Kotaku, Kota Zaitun dan kedamaian.
Penulis: Najmunnuha