Bertahan dengan kekosongan
Berdiri dengan semangat yang kian menghilang
Terkikis masa yang memburamkan kenangan
Mungkinkah jiwa yang lemah bertahan?
Sementara hanya kebohongan penghias jaga
Kesedihan pengisi jiwa
Entahlah …..
Jika kemarin menjadi terakhir
Maka tak akan kupinta esok yang memberi awal
Sebab kau hanya singgah di antara dua kehidupan yang berbeda
Kau jadikan peraduan menjadi masa untuk rehat
Memberi setetes harapan untuk diri yang hina
Namun setelah itu, kau menghilang tanpa tanda
Kau mengatakan, “Aku tak akan pergi, itu janjiku padamu”
Namun buaian indah kata-katamu hanya semu
Di sini menanti, sementara kau pergi tak kembali
Kalau sudah begini, siapa yang mau dirundung salah?
Engkau yang memberi kemarin terakhir?
Ataukah aku yang menanti esok dengan jawaban?
Jika kau tetap diam seribu bahasa
Pergilah dan bawalah semua rasa yang pernah kau tinggal
Kelak, jika Semesta mengizinkan
Perpisahan akan dipertemukan dari masa yang terbuang
Penulis: Nurul Afifah
Kemarin yang Terakhir
[td_block_social_counter twitter="tagdivofficial" youtube="tagdiv" style="style8 td-social-boxed td-social-font-icons" tdc_css="eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjM4IiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMzAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3Njh9" custom_title="Stay Connected" block_template_id="td_block_template_8" f_header_font_family="712" f_header_font_transform="uppercase" f_header_font_weight="500" f_header_font_size="17" border_color="#dd3333" instagram="https://www.instagram.com/lpm_missi/?hl=en"]