Lpmmissi.com/Anis Sapitri |
SEMARANG, LPMMISSI.COM – Beberapa pedagang mengeluhkan biaya sewa stand jualan yang mahal karena tidak sesuai dengan sistem yang berlaku. Hal tersebut diungkapkan oleh beberapa pedagang bunga yang berjualan di acara Wisuda ke-76 UIN Walisongo Semarang pada Rabu (20/11).
Salah satu pedagang bunga, Erma menyayangkan jika harga sewa stand mahal tetapi tidak sesuai dengan sistem penataan stand yang dicampurkan.
“Harga sewa stand di sini itu Rp 225.000, tapi sistemnya tidak sesuai. Harusnya untuk penataan itu dibeda-bedakan misalnya stand untuk makanan ya makanan, untuk souvenir ya souvenir jadi tidak dicampur jadi satu kayak gini,” papar wanita yang berasal dari Blora di samping Audit II Kampus 3.
Baca juga: Dirikan Stand Tenda, Pedagang Dipatok Tarif 225 Ribu
Hal serupa juga diungkapkan oleh penjual bunga Frista, sistem pembayaran yang menurutnya tidak merata.
“Kalau mau sewa stand di sini kan cepet-cepetan ya, jadi ya harusnya lebih ditegasin dan ada batasannya, kalau kayak gini kan banyak penjual liar yang masuk ada juga yang tidak bayar. Harusnya kalau memang bayar segitu ya semua harus segitu,” katanya.
Namun, beda halnya dari Frista dan Erma Sri Riyanti mengaku tidak keberatan dengan harga sewa stand, meskipun Sri juga merasa jika harga sewa stand di UIN Walisongo yang paling mahal.
Baca juga: Sewa Stand Tanpa Tenda, Pedagang Bayar Uang Kebersihan
“Ya gimana ya mbak, orang namanya jualan ya berapapun harus di bayar, kalau tidak bayar kan tidak bisa jualan, tidak bisa makan nanti kalau tidak jualan,” katanya.
Sebenarnya Erma sudah mengeluhkan sistem yang berlaku, namun setiap tahunnya masih tetap saja dan tidak ada perubahan.
“Sebagai pedagang, harga sewa berapapun akan dibayar, tapi dengan biaya segitu tentunya kita juga meminta hak kita. Maka dari itu untuk kedepannya saya berharap sistemnya diperbaiki jadi dengan biaya sewa yang mahal saya tidak merasa keberatan,” tutupnya.
Reporter: Anisa Sapitri
Editor: Ika Ayu