SEMARANG, LPMMISSI.COM – Dosen Ilmu Politik UIN Walisongo, Nur Syamsuddin menuturkan bahwa tidak ada intelektual dan rasionalisme bagi mahasiswa yang mendukung penundaan Pemilihan Umum (Pemilu).
Nur menyayangkan jika mahasiswa sebagai insan intelektual terlibat dalam politik praktis. Menurutnya, mahasiswa boleh menyampaikan pendapat melalui orasi, pidato, dan sebagainya. Tetapi mahasiswa tidak terjebak dalam pencapaian kekuasaan partai atau tokoh politik.
“Jadi mahasiswa melakukan sebagai penguat moral. Bukan sesuatu yang ingin dicapai, atau orang lain yang didukung untuk melakukan kekuasaannya. Kalau sudah begitu, mahasiswa terjebak dalam politik praktis,” ujar Nur, Selasa (8/3).
Selain itu, bukan porsi mahasiswa sebagai kekuatan moral untuk mendukung tokoh politik. Jika mahasiswa terlibat dalam mendukung tokoh politik, menurutnya tidak ada intelektual dan rasionalisme yang dibangun dalam diri mahasiswa.
Nur mengatakan, mahasiswa boleh menyampaikan pendapatnya terkait penundaan pemilu secara akademik.
“Mahasiswa masuk diwacana dengan melakukan kajian akademik, tulisan, pidato, orasi, dan sebagainya. Apalagi mahasiswa dapat memberikan solusi,” ucapnya.
Lebih lanjut, Nur berpesan kepada mahasiswa untuk berpolitik. Namun politik berkebangsaan dan politik etik, bukan politik kekuasaan.
Reporter: Muhammad Irfan Habibi
Editor : Arif Rohman Adianto