Sore hari, pikiran melaju menembus yang sering mengendus
Pertanyan musim hujan belum terselesaikan,
Mengenai kenapa aku kadang tidak tahu diri, Apalagi tahu malu?
Banyak pertanyaan muncul, mengendap, hilang timbul
Tak kalah banyak dengan cacian di cucian, menumpuk setrikaan
Banyak omong kosong membuat kembung pikiran
Baca juga: Sajak Laut
Waktu berjalan sore hari menuju pelataran rumahmu itu
Aku mengiyakan penindasan-penindasan yang kita rasa, masih membudaya
Di tanah yang sering kita pijak di lain kota
Kalau kau mau memberi pelajaran, jangan kencing sambil berdiri
Sebab aku pasti kencing dengan berlari
Namun yang terjadi, gegap gempita saling menyalahkan menjadi solusi
Evaluasi diri menjadi barang purba, atau dongeng
Didengarkan, dilupakan~
Baca juga : Dirimu Sendiri
Di meja setrika aku lupa mengatakan, letak tindakan harusnya diatas dekat colokan
Agar kamu dapat dengan baik, merapikan pekerjaan
Bukan berkacak pinggang, mencaci cucian
Menyalahkan aku, dan anak kecil itu-
Umpatan mengumpat dibalik ketiak
Aku urungkan mengatakan Ia bedebah,
Biar, biar saja ia menumpuk, memupuk, menggunung di bak cucian
Baca juga tulisan lainnya dari Hijriyati Sajak Laut Krisis Mahasiswa Kritis Tanggung Jawab Tak Peduli Kampus, Muleh Wae Nang SMA Sudah Dapat Apakah Kita Hari Ini? Tiga Potong Roti Dalam Satu Rumah Baper Positif
Penulis: Hijriyati Nur Afni