foto: lpmmissi.com/gofar |
SEMARANG,LPM MISSI.com – Banyak cara untuk memupuk rasa peduli kepada sesama. Salah satu di antaranya melalui kegiatan donor darah. Seperti yang dilakukan oleh Korp Suka Rela (KSR) PMI Unit UIN Walisongo. Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang bergerak di bidang kesehatan ini rutin menyelenggarakan kegiatan donor darah setiap tiga bulan sekali dengan pengawasan dari Palang Merah Indonesia (PMI) Kota Semarang.
Donor darah yang berlokasi di teras Perpustakaan Pusat UIN Walisongo kali ini dibuka selama dua hari yakni 18-19 Maret 2016. Mulai pukul 9 pagi dan akan ditutup sekitar pukul 1 siang waktu setempat.
Menurut keterangan Ari selaku ketua panitia, tujuan dari kegiatan donor darah ini memupuk rasa suka rela dan kepedulian mahasiswa UIN Walisongo terhadap orang lain terutama yang membutuhkan darah. Awalnya, panitia menargetkan sebanyak 250 kantong darah, meski pencapaiannya hanya sampai pada angka 208 kantong.
Dari sekian banyak calon pendonor, beberapa harus kecewa karena belum masuk ke dalam kriteria pendonor. Petugas pemeriksaan kadar hemoglobin (HB) menjelaskan bahwa untuk menjadi pendonor, seseorang harus memenuhi beberapa syarat seperti tidak sedang menstruasi (bagi wanita), mengkonsumsi obat-obatan, kondisi tubuh sehat dan stabil, memenuhi syarat minimal berat badan, kadar hemoglobin di atas 12, dan tekanan darah minimal 110/85 mHg.
Hemoglobin rendah secara umum didefinisikan sebagai kurang dari 13,5 gram hemoglobin per desiliter (135 gram per liter) darah pada pria dan kurang dari 12 gram per desiliter (120 gram per liter) pada wanita.
Tekanan darah merujuk kepada tekanan yang dialami darah pada pembuluh arteri darah ketika darah di pompa oleh jantung ke seluruh anggota tubuh manusia. Tekanan darah dibuat dengan mengambil dua ukuran dan biasanya diukur seperti berikut – 110 /80 mmHg. Nomor atas (110) menunjukkan tekanan ke atas pembuluh arteri akibat denyutan jantung, dan disebut tekanan sistole. Nomor bawah (80) menunjukkan tekanan saat jantung beristirahat di antara pemompaan, dan disebut tekanan diastole.
Sofa, Mahasiswi Perbankan Syariah 2015. Batal mendonorkan darah karena setelah melakukan tes, petugas menyatakan bahwa kadar hemoglobin (HB) milik Sofa rendah sehingga tidak memenuhi syarat minimal untuk donor darah.
Berbeda dengan Nuri Zulfa Naumi, sejak awal terselenggaranya donor darah, dirinya sudah mengurungkan niat untuk menjadi pendonor karena memiliki riwayat menderita anemia atau berkurangnya jumlah sel darah merah atau kandungan hemoglobin di dalam darah.
(Korie/Gofar)