Press ESC to close

Dia & Tanah Pasundan Milik-Nya

Termenung sejenak, kala tanah Pasundan menangis, merintik meminta dikasihani.

Terlintas harapan bertemu tambatan hati berjembatan oleh risalah cinta-Nya yang abadi

Tak ada trauma masalalu yang terpendam dalam raganya

Dia tinggalkan kisah lama dalam balutan lembut doa tulusnya.

Memulai kisah baru bersama meskipun badai kian ganas menerpa

Hingga hanya mencintai ku namun tak lebih dari mencintai-Nya begitu pula dengan rasul nya.

Baca juga: Elegi Palestina : Ya Rafah

Terimakasih ayah dan ibu,
doamu ayah meneduhiku,
Doamu ibu menyelamatkanku

Diantara upaya dan harapan yang dilangitkan, besar pula keinginan doa tuk terkabulkan

Karena ini satu-satunya upaya untuk pulih dari luka lalu yang masih ada

Pundakmu lah yang jadi sandaranku tuk berjalan bersamanu menuju surga milik-Nya.

Diantara deras hujan kota Pasundan, aku dibunuh oleh syair yang bermuara pada keabadian.

Penulis: Salima Nurul

Comments (1)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

@Katen on Instagram
[instagram-feed feed=1]