Buy now

26 C
Semarang
Senin, November 25, 2024
spot_img

Gemes Deh Sama Isu PK


pki
Dok. Repro Lpm.Missi.com

Oleh: M. Dafi Yusuf
Siapa sih yang tidak tahu PKI? Beberapa hal tentang PKI belakangan ini memang terlihat ramai diperbincangkan di koran, televisi, dan tentunya media sosial. Mulai dari isu bangkitnya PKI, bahaya PKI, gayang PKI, antek PKI, istri PKI, paman PKI, keponakan PKI, dan PKI-PKI jenis lain yang tidak mungkin saya habiskan stoknya untuk ditulis di sini.  Kalau diibaratkan, isu PKI ini seperti air laut, alias tidak ada habisnya, Bung!. Dalam sebuah sinetron, PKI layaknya tokoh antagonis yang kejam, galak, tidak manusiawi yang selalu  dihujat, disalahkan, dicibir para penonton terutama ibu-ibu. Kucing mati salah PKI, rumah kebakaran salah PKI, Tronton rem blong juga salah PKI bahkan cinta ditolak pun salah PKI. PKI memang selalu salah…hiks. 
Jujur, isu-isu yang diberitakan terkait PKI berhasil juga membuat saya sebagai orang awam menjadi gemes, greget dan sebel dengan PKI. Bagaimana tidak? Semenjak SD (waktu masih polos dan unyu-unyu) sudah dicekoki pemahaman melalui buku, film, komik yang menjalaskan PKI itu kejamnya naudzubillahimindalik!. Untunglah pada waktu itu ada ustaz teladan dan dapat dipercaya (kita sepakati untuk memanggilnya dengan sapaan Mbah Sepo) yang menuntun saya untuk memahami sejarah PKI dangan sudut pandang yang lain.
Mbah Sepo ngendika kepada saya, segala hal dunia ini itu seperti dua mata pisau, jadi bisa digunakan sebagai hal yang positif dan juga bisa digunakan untuk hal yang negatif. Sekelas malaikat juga bisa kok disalah-salahkan, contoh: andai malaikat itu bisa disogok pasti semua makhluk bisa masuk syurga, andai malaikat itu punya nafsu pasti meraka sekarang beranak pinak dan tidak kerja sendirian. Kasihan duet malaikat Mungkar-Nakir yang tidak bisa tidur dan ngopi-ngopi karena harus memberi pertanyaan ke setiap umat manusia yang meninggal. Pokoknya kalau dikuburan nanti banyak antrian atau ada yang tidak dapat draft pertanyaan adalah salah Mungkar-Nakir, kalau dikuburan nanti tidak bisa leyeh-leyeh itu salah Mungkar-Nakir. Nah malaikatpun bisa tohdiambil sisi negatifnya, apalagi PKI yang hanya secuil daging dari manusia biasa yang penuh dengan dusta,angkara, murka dan cinta?.
Lalu Mbah Sepo pun berkata bahwa PKI juga bisa diambil banyak hal positifnya walaupun memang ada sih beberapa tindakan politik jahil yang dilakukan oleh kader PKI. Namun saya tidak akan mengupas lebih jauh tentang sejarah PKI atau jalan politik PKI itu seperti apa, apalagi menyampuri jobdesc Tuhan untuk menentukan kader PKI itu masuk neraka atau syurga? Biarlah persoalan itu dibahas oleh para pakar dan ulama yang berwenang saja. Memang sebagai orang awam, sedikit demi sedikit mulai terlihat siapa yang cinta mati terhadap PKI dan siapa yang benci, sangat benci bahkan kalau ada yang menyebut atau diskusi tentang PKI dia langsung berteriak kafir, toghut, babi, ular, semut, dan aneka hewani lainnya. Namun apakah kita akan memilih jalan itu? Terlebih jika kita sadar bahwa kita semua bersaudara yang sedang diadu domba.
Saya pribadi haqul yaqin, membahas benar-salahnya PKI tidak akan ada habisnya. Mau menilai dengan modal buku sejarah? Apakah sejarah menulis semua yang tergambarkan? Kital lihat pesan om De Vinci Code  History is always written by the winners. When two cultures clash , the losers is oblitereted, and the winner writes the history” yang artinya sejarah selalu ditulis oleh sang pemenang. Yang kalah akan hilang dan pemenang akan menulis sejarah. Pendapat om Vinci memang bisa salah namun jika kita hayati dan mentafakuri kejadian yang ada sepertinya hampir bener deh. Untuk pengetahuan tidak apalah kita belajar buku sejarah, namun percaya 100% ? pikir-pikir dulu deh. Sebab yang menulis buku sejarah juga manusia. Namanya juga manusia, tidak pernah sempurna. Cukuplah Allah SWT yang menjadi juri kelak karena Dialah Yang Maha Tahu dan Maha Benar. 
Mending kita dukung himbauan bung Luhut Binsar Pandjaitan saja untuk tidak menghabiskan energi dalam memperdebatkan G30S/PKI. Menurut dia, lebih baik memikirkan bagaimana masa depan manusia Indonesia setelah adanya serangan sistem robotik yang bisa mengancam lapangan pekerjaan.
Amantium irae amoris integratio est” Pertengkaran antar-kekasih akan memperbarui cinta itulah harapan sang penulis pada konflik PKI. Saya juga punya pesan untuk Pak Jokowi terkait gembar-gembor PKI belakangan ini. Janganlah Bapak gebuk PKI karena sejatinya PKI telah mati. Bapak Jokowi tega gebukin orang yang sudah mati? Tidak apa-apa sih namun apa yang bapak lakukan itu jahat! Mending simpan gebuk bapak untuk gebukin koruptor yang jelas-jelas masih hidup.
Yuk! kita ngomongin masa depan saja, Bung!.

baca juga

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

[td_block_social_counter twitter="tagdivofficial" youtube="tagdiv" style="style8 td-social-boxed td-social-font-icons" tdc_css="eyJhbGwiOnsibWFyZ2luLWJvdHRvbSI6IjM4IiwiZGlzcGxheSI6IiJ9LCJwb3J0cmFpdCI6eyJtYXJnaW4tYm90dG9tIjoiMzAiLCJkaXNwbGF5IjoiIn0sInBvcnRyYWl0X21heF93aWR0aCI6MTAxOCwicG9ydHJhaXRfbWluX3dpZHRoIjo3Njh9" custom_title="Stay Connected" block_template_id="td_block_template_8" f_header_font_family="712" f_header_font_transform="uppercase" f_header_font_weight="500" f_header_font_size="17" border_color="#dd3333" instagram="https://www.instagram.com/lpm_missi/?hl=en"]

terkini