Buy now

31 C
Semarang
Selasa, November 26, 2024
spot_img

Sayidah Aisyah Tak Sekadar Lagu “Aisyah Istri Rasulullah”

Repost
Foto: Lpmmissi.com/ Weheartit.com.

Beberapa hari terakhir, Sayidah Aisyah RA istri Rasulullah SAW mencuat namanya. Bukan penceramah kondang yang menceritakan kisah hidup Sayidah Aisyah, melainkan ramainya youtuber Indonesia yang menyajikan ulang lagu Aisyah Istri Rasullulah sampai trending. Lagu tersebut awalnya berjudul Aisyah (Satu Dua Tiga Cinta Kamu) yang dipopulerkan grup band Projector asal Malaysia.

Kemudian lagu tersebut dinyanyikan ulang dan liriknya diubah menjadi versi religi oleh youtuber Malaysia Hasbi Haji Muh Ali alias Mr. Bie. Syair-syair lagu tersebut banyak menonjolkan keindahan fisik Aisyah dan keromantisan rumah tangganya dengan Rasulullah. Syair dalam lagu tersebut memanglah indah, mudah diterima oleh siapapun terutama kalangan remaja yang mungkin sedang jatuh cinta. Perlu diketahui bahwa rumah tangga Sayidah Aisyah dengan Rasulullah tidak melulu soal keromantisan. Sosoknya yang merupakan putri Abu Bakar mempunyai wawasan yang luas, sehingga ia berani untuk menyambung suara perempuan atas ketidakadilan yang menimpa kaum perempuan.   

Baca juga: Siapkah UIN Walisongo Menjadi Green University?

Buya Yahya pendiri Pondok Pesantren Al-Bahjah dalam channel youtubenya Al-Bahjah Tv membuat pernyataan untuk merubah lirik lagu karena terlalu menonjolkan fisik istri Nabi Muhammad tersebut. Buya Yahya juga memperbolehkan dibuatnya lagu ini, untuk mengangkat Sayidah Aisyah untuk dijadikan suri tauladan. Akan lebih baik jika lirik lagu ini menonjolkan sosok Sayidah Aisyah sebagai perempuan yang cerdas, pandai, penuh kasih sayang, tegas dan mempunyai wajah yang sejuk. Kemudian jika syair lagu itu bisa diubah, maka bisa didiskusikan dengan ahlinya, supaya tidak terjadi kontroversi di masyarakat yang menikmati lagu tersebut. 

Sayidah Aisyah sendiri merupakan istri yang paling dicintai Rasulullah, inilah yang melatarbelakangi ia tumbuh dan berkembang menjadi sosok perempuan yang memiliki ilmu yang luas karena kedekatannya dengan Nabi. Keilmuan Sayidah Aisyah sudah diakui dari Al-Hafidz Adz-Dzahabi dalam kitabnya Siyar A’lam An-Nubala. Sebagai bukti luasnya ilmu Sayidah Aisyah, hadis sanad yang dimilikinya mencapai 2.210 hadis. Dari ribuan hadis tersebut, Bukhari dan Muslim menyepakati hadis Sayyidah Aisyah sebanyak 174 hadis. Selanjutnya, Imam Bukhari, ia meriwayatkan dari Sayidah Aisyah sebanyak 54 hadis, sedangkan Imam Muslim meriwayatkan hadis dari Sayidah Aisyah sejumlah 67 hadis. 

Baca juga: Socrates dan Budaya Shareable

Bahkan Sayidah Aisyah berani menegur Abu Hurairah yang dari segi keilmuan menghafal hadisnya lebih banyak dari dirinya. Menurut Kalis mardiasih seorang tokoh feminisme Islam menjelaskan tentang Sayidah Aisyah di sebuah status instagram, pernah suatu ketika dua laki-laki datang menemui Aisyah menyampaikan bahwa Abu Hurairah meriwayatkan bahwa Rasulullah berkata, tiga sumber kesialan hidup adalah kuda, perempuan, dan rumah.

Kemudian Sayidah Aisyah marah dan spontan berujar “Abu Hurairah salah. Rasulullah tidak pernah berkata seperti itu!” Konon dalam sebuah pengajian, Abu Hurairah datang terlambat. Ketika itu Rasul menyampaikan perilaku dan cara pandang penduduk jahiliyyah, yang menganggap perempuan adalah salah satu dari tiga hal yang membuat sial. Tapi karena tidak menyimak dengan utuh, Abu Hurairah jadi mengambil separuh saja dari kalimat Rasulullah SAW.

Dalam kisah lain, ada beberapa redaksi hadis, sebagaimana diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Abu Dawud, hingga Ibnu Majah, berbunyi “Yang menjadi sebab putusnya salat, yaitu lewatnya perempuan, keledai, dan anjing,” lalu Sayidah Aisyah langsung memprotes ia tak terima dengan redaksi hadis itu. karena ia kesal perempuan disetarakan dengan keledai dan anjing. Sayidah Aisyah pun memberi kesaksian, ketika Nabi salat, ia tidur diatas kasur yang posisinya terletak antara Nabi dan kiblat dan Nabi tidak mempermasalahkan. 

Baca juga: Marlina, Perempuan Paling Sial dalam Memperjuangkan Keadilan

M. Quraish Shihab menjelaskan terkait hak-hak perempuan dalam bukunya “Membumikan Al-Qur’an,” bahkan, ia menulis buku khusus yang berjudul “perempuan”. Beliau mengatakan bahwa perempuan masa Nabi banyak terlibat dalam berbagai bidang politik, pekerjaan, pendidikan dan sebagainya. Terutama sosok Sayidah Aisyah dengan gagah menjadi pemimpin ribuan pasukan perang jamal atau perang unta (656 M). Peristiwa itu didasari pasca wafatnya Ustman bin Affan, terjadi perselisihan antara kelompok Ali bin Abi Thalib dengan Sayidah Aisyah. Ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan kepemimpinan antara laki-laki dengan perempuan.

Kaum perempuan saat ini masih saja banyak mengalami kasus penindasan, pelecehan dan kekerasan. Hal itu disebabkan karena masih dominannya budaya patriarki di Indonesia. Patriarki sendiri adalah sebuah sistem yang menempatkan laki-laki sebagai pemegang kekuasaan tertinggi, mendominasi semua aspek kehidupan. Dalam hal ini perempuan masih banyak anggapan sebagai kaum lemah. Kedudukannya seolah-olah tidak boleh lebih tinggi dari laki-laki. Padahal sejak islam hadir ditengah masyarakat yang masih jahiliyyah, Rasulullah selalu mengistimewakan perempuan tanpa membedakan status sosialnya dengan laki-laki.

Sifat keberanian dari Sayidah Aisyah serta tingginya ilmu yang ia miliki patut untuk ditiru perempuan masa kini. Sebab Perempuan masa kini harus melawan stigma bahwa dirinya tidak hanya berkutat pada hal domestik seperti dapur, sumur, dan kasur, melainkan lebih dari itu. Perempuan harus mampu untuk ikut andil memberikan kebijakan di negeri ini, perempuan juga harus mampu menjadi pemimpin agar ia bisa lebih berperan untuk mensejahterakan kaum perempuan. 

Baca juga: Laporan LRC-KJHAM Sebut Kasus Kekerasan Terhadap Perempuan Meningkat

Perempuan bukan lagi objek pemuas nafsu semata, perempuan harus mempunyai kedudukan yang sama tingginya dengan laki-laki. Perempuan bisa melakukan banyak hal, Sayidah Aisyah salah satu contoh dari sekian perempuan-perempuan hebat. Maka dari itu, perempuan harus mampu menguasai ilmu diberbagai aspek kehidupan. Seperti Sayyidah Aisyah ia sudah membuktikan kualitas seseorang menentukan tempatnya dimasyarakat. Karena seseorang bisa menjadi apapun yang ia inginkan asal ia punya ilmu dan keberanian.

Oleh: Fitroh Nurikhsan

baca juga

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0PengikutMengikuti
3,609PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

terkini