SEMARANG – LPMMISSI.COM, Sistem palang pintu otomatis (barier gate) yang diuji cobakan pada hari Senin (12/03) di Kampus 1 UIN Walisongo Semarang, menuai banyak reaksi dari kalangan mahasiswa. Reaksi berawal dari beredarnya gambar bertuliskan keterangan parkir berbayar yang viral di media sosial.
Mahasiswa jurusan Bimbingan dan Penyuluhan Islam (BPI), Robingatul Ngadawiyah, mengaku keberatan jika sistem parkir bertarif diberlakukan untuk mahasiswa.
“Kalau bertarif sih jangan, soalnya mahasiswa sering keluar masuk kampus. Nanti malah jadi boros,” katanya.
Kepala Sub Bagian (Kasubag) Rumah Tangga UIN Walisongo Mahin Arnanton menjelaskan, sistem parkir berbayar tidak berlaku untuk civitas akademika UIN Walisongo, melainkan untuk umum.
“Parkir berbayar itu berlaku untuk umum, mahasiswa ada kartu khusus agar parkirnya tidak berbayar,” jelas Mahin pada LPMMISSI.COM.
Mahin juga menambahkan, bagi mahasiswa angkatan 2017 kartu parkir secara otomatis tergabung dengan Kartu Tanda Mahasiswa (KTM). Akan tetapi, apabila mahasiswa tidak membawa kartu khusus untuk parkir, maka tetap dikenai tarif yang berlaku.
“Jika tidak menunjukkan kartu parkir yang mirip kartu e-Tol itu, maka pakai cara manual dengan menekan tombol dan konsekuensinya harus bayar sesuai tarif,” tambahnya.
Mahin berharap, sistem barier gate yang dikeluarkan oleh Kasubag Rumah Tangga dapat menjaga keamanan, khususnya bagi mahasiswa.
“Semoga mahasiswa mendukung rencana ini,” harapnya.
Senada dengan Mahin, mahasiswa Ilmu Hukum Fakultas Syari’ah dan Hukum Ahmad Kholidun setuju dengan sistem barrier gate yang mulai diuji cobakan di UIN Walisongo. Ia mengatakan, sistem parkir menggunakan palang pintu otomatis dapat memberi keamanan bagi mahasiswa.
“Mending begitu pakai barier gate, daripada nanti ada kehilangan lagi seperti kemarin,” ujarnya.
Reporter: Sekarwati & Khoirun Nisa (MG 17)
Editor: Febri Ubaidilah