Buy now

29 C
Semarang
Rabu, Mei 1, 2024
spot_img

Geliat TV Lokal di Semarang



Sugeng ndalu poro pamirso, kulo Anjas Budianing ingaturaken meneh informasi perkotaan sing disusun ingkang teges lan titis lewat warto Kutone Dewe, lan monggoh simak laporan saklengkape !

Kurang lebih begitulah ketika presenter berita membuka beritanya berbicara menggunakan Bahasa Jawa di salah satu stasiun televisi lokal swasta Semarang. 


Kemungkinan besar anda akan tertawa atau minimal mesam-mesem ketika anda pertama kali menyaksikan acara berita dengan bahasa jawa tersebut. 


Pasalnya, mendengarkan acara berita dengan bahasa jawa masih terasa asing ditelinga kita walaupun sebagai masyarakat Jawa Tengah sering menggunakan bahasa jawa. 


Barangkali dikarenakan selama ini kita selalu menyaksikan acara berita dari televisi nasional. Berita Bahasa Jawa merupakan salah satu program menarik yang ditawarkan oleh stasiun televisi lokal swasta Semarang kepada pemirsanya.


Mengudaranya stasiun televisi lokal merupakan daya tarik dan kebanggaan tersendiri bagi masyarakat Semarang. Karena mendirikan stasiun televisi bukanlah hal yang mudah. 


Baca juga: Geliat TV Lokal di Semarang

Selain itu juga membutuhkan dana yang besar, bukan puluhan juta rupiah tapi ratusan juta sampai miliaran rupiah. Adanya stasiun televisi di suatu daerah juga dapat dijadikan indikasi bahwa daerah tersebut merupakan daerah yang maju dalam segala aspek. 


Dengan adanya stasiun televisi lokal dapat dijadikan ajang promosi daerahnya untuk mengembangkan aset daerah.


Semenjak digulirkannya undang-undang otonomi daerah ternyata pengaruhya tidak hanya dibidang pemerintahan daerah saja, tapi industri pertelevisian daerah juga menunjukan gairahnya. 

Untuk di kota Atlas, merebaknya berbagai stasiun televisi lokal swasta di Semarang ternyata mendapat sambutan hangat dari masyarakat, terbukti banyak pemirsa yang antusias dengan berpartisipasi dalam acara interaktif yang ditayangkan oleh berbagai stasiun televisi lokal yang ada di Semarang.


Di Semarang sendiri setidaknya ada empat stasiun televisi lokal swasta yang sudah resmi mengudara (on air) antara lain TVB, CakraTV, PROTV dan TVKU. 


Stasiun televisi lokal berdiri tidak hanya ditingkat ibu kota propinsi saja, melainkan juga tersebar di daerah-daerah Jawa Tengah seperti Banyumas TV (Banyumas) BMS TV (Purwokerto, Banyumas) Karesidenan TV, (Magelang) dan Ratih TV (Kebumen). 


Baca juga: Pornografi, Pornoaksi Versi Orang Pinter

Sedangkan di seluruh Indonesia sekarang terdapat 86 stasiun televisi baru yang tersebar lebih di 50 kota, baik yang swasta maupun yang milik pemerintah daerah.


Di tengah persaingan sepuluh televisi nasional yang gencar menayangkan acara unggulannya. Perjalanan televisi lokal swasta di Semarang bukannya tanpa kendala. 


TV Borobudur (TVB) sebagai stasiun yang mengudara kali pertama di Semarang juga mengakui bahwa iklan yang masuk keredaksi belum seperti televisi nasional. 


“Kita hanya baru bisa dua, tiga atau empat iklan saja, untuk itu televisi lokal harus bisa meyakinkan,” ujar Burhanuddin programmer TVB yang juga alumni Fakultas Dakwah IAIN Walisongo kepada kru LPMMISSI.com


Lain halnya dengan TV Kampus Udinus (TVKU) satu-satunya stasiun TV yang lahir dari kampus, walaupun pemasukan iklannya sedikit masih bisa beroperasi karena masih ditopang dari Yayasan Perguruan Tinggi Universitas Dian Nuswantoro.


Minimnya iklan yang masuk ke televisi lokal Semarang bisa diakibatkan mahalnya biaya pembuatan iklan di Semarang. Sehingga banyak dari produsen-produsen suatu produk membuat iklannya kontrak dengan Production House (PH) yang ada di Jakarta, karena lebih murah. 


Padahal di Semarang sendiri terdapat puluhan perusahaan-perusahaan yang ingin mempromosikan produk dan jasanya lewat iklan televisi. Iklan sebagai pendapatan utama stasiun televisi merupakan hal yang sangat urgen terhadap keberlangsungan hidup matinya stasiun televisi. 


Berbeda dengan televisi nasional yang mempunyai jangkauan siar seluruh wilayah Indonesia, produsen iklan lebih tertarik memasang iklannya di televisi nasional.


Secara umum kendala bisnis pertelevisian penyebabnya adalah biaya operasional yang tinggi, kemudian tidak diimbanginya dengan pendapatan dari pemasukan iklan. 


Biaya operasional tersebut meliputi biaya program tayang, honor untuk karyawan, perawatan alat studio, listrik, telepon dan lain-lain. Hal tersebutlah yang masih menjadi phobia bagi bisnis peridustrian televisi lokal.


Program-Program Unggulan


Kehadiran televisi lokal di Semarang janganlah dipandang dari segi profit oriented saja. Dengan visi dan misi yang berbeda masing-masing televisi menunjukan kreatif dan inovasinya dengan mengeluarkan program unggulannya. 


Untuk komposisi programnya mencakup pendidikan, berita, budaya, ekonomi, pariwisata dan hiburan Seperti TVKU dengan slogannya “Menumbuhkembangkan Ilmu Pengetahuan” mencoba mengangkat potensi dari aspek pendidikan. 


I Nyoman Winata sebagai direktur CakraTV lebih memilih programnya bermuatan budaya lokal dan membangun kesadaran politis akan pentingnya demokratisasi masyarakat Jawa Tengah. 


Sama halnya dengan TVB, Hengky Gunawan Prasetiyo selaku direktur ingin meningkatkan mental spiritualitas, menumbuhkan seni budaya Indonesia dan Jawa Tengah serta pembangunan disegala bidang. 


Sedangkan PROTV juga sama dengan menggali potensi nilai-nilai budaya Jawa Tengah.


Setiap stasiun televisi juga mempunyai program acara unggulan. Program unggulan tersebut biasanya berformat interaktif dengan pemirsa. 


Pada acara tesebutlah prime time setiap televisi akan berbeda-beda. Dari itulah iklan lebih banyak ditayangkan dan banyak pemasukan.


Tidak semuanya program yang ditayangkan oleh keempat stasiun televisi lokal swasta Semarang tersebut murni produksi sendiri. Seperti televisi nasional, televisi lokal juga bekerjasama dengan televisi lokal lainnya, semisal TVB bekerja sama dengan MQTV Bandung milik Aa gym dan channel VH1. 


Dengan sedikitnya PH yang ada di Semarang juga berpengaruh terhadap durasi tayang dan kuantitas program yang ditawarkan kepada pemirsa.


Prospek TV Lokal


Adalah wajar ketatnya persaingan antar industri televisi lokal. Belum lagi persaingan dengan televisi nasional. Adanya persaingan tersebut tentu beralasan dilihat dari sumber daya manusia dan teknologi telekomunikasi yang dimiliki setiap stasiun televisi berbeda-beda. 



Oleh karena itu pengelolanya harus berusaha keras merancang program-program yang menarik pemirsa dengan SDM dan peralatan yang apa adanya.

Meskipun demikian persaingan tersebut menjadi imbang dengan semakin kritis dan meningkatnya kebutuhan masyarakat yang signifikan akan informasi dan variasi hiburan. 


Banyaknya potensi-potensi yang ada di daerah khususnya Jawa Tengah, juga dapat dijadikan ladang emas bagi bisnis televisi lokal untuk digarap lebih jauh. 


Jadi masih sangat berprospek bisnis industri televisi lokal. Apalagi program-program yang disajikan dari waktu kewaktu semakin unik dan menarik.


Penulis: Miftah Rizzi

(Penulis adalah kru LPM Missi 2006)

baca juga

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0PengikutMengikuti
3,609PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

terkini