SEMARANG, LPMMISSI.COM – Berita palsu (hoax) atau berita yang belum terverifikasi tidak hanya ditemukan pada media online, tetapi juga pada media cetak, televisi dan radio. Nalar kritis warga melalui citizen journalism saat ini dapat dijadikan pedoman untuk menelaah dan menyaring informasi yang bermacam-macam dan mengomentari suatu media.
Hal itu disampaikan Wakil Ketua Komisi Informasi Jawa Tengah, Nur Fuad pada Pelatihan Jurnalistik Dasar (PJD) Tingkat Kota Semarang Tahun 2017 yang diselenggarakan Badan Penerbitan dan Pers Mahasiswa (BP2M) Universitas Negeri Semarang (UNNES) di Ruang 405 Lt. 4, Gedung Rektorat, Minggu (12/11).
Pada kesempatan yang sama, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah Muhammad Rofiudin mengatakan, masyarakat agar jangan percaya penuh pada media karena media itu bukan memberikan kebenaran, melainkan mengikhtiarkan kebenaran.
Pada kesempatan yang sama, Komisioner Komisi Penyiaran Indonesia Daerah (KPID) Jawa Tengah Muhammad Rofiudin mengatakan, masyarakat agar jangan percaya penuh pada media karena media itu bukan memberikan kebenaran, melainkan mengikhtiarkan kebenaran.
“Kebenaran yang disampaikan media kadang-kadang terbatas dengan waktu. Kebenaran yang dimaksud yakni kebenaran versi perusahaan, kebenaran versi narasumber. Narasumber yang berbeda akan mempengaruhi hasil output yang berbeda pula,” paparnya.
Sementara itu, Pemimpin Redaksi portalsemarang.com Rahmat Petuguran mengutarakan, pers justru menjadi instrumen sosial untuk membangun kesadaran semua warga.
“Di sini media mendikte cara publik mendefinisikan diri, memaknai peran sosialnya, dan keputusan yang harus diambilnya berdasarkan frame penguasa. Pengetahuan-pengetahuan tertentu yang tampaknya merupakan pengetahuan yang benar dan niscaya merupakan pengetahuan politis penguasa yang dinormalisasi melalui berbagai cara,” ujarnya.
“Di sini media mendikte cara publik mendefinisikan diri, memaknai peran sosialnya, dan keputusan yang harus diambilnya berdasarkan frame penguasa. Pengetahuan-pengetahuan tertentu yang tampaknya merupakan pengetahuan yang benar dan niscaya merupakan pengetahuan politis penguasa yang dinormalisasi melalui berbagai cara,” ujarnya.
PJD yang mengusung tema “Masa Depan Jurnalisme Online: Antara Hoax dan Nalar Kritis Warga” itu berlangsung selama dua hari, 11-12 November 2017 dan dihadiri sekitar 200 peserta dari berbagai fakultas di UNNES serta perwakilan delegasi dari Lembaga Pers Mahasiswa universitas lain di Semarang.
Reporter : Ika Ayu Rhomadhoni
Editor : Korie Khoriah
Reporter : Ika Ayu Rhomadhoni
Editor : Korie Khoriah
