SEMARANG, LPMMISSI. COM-Ada yang berbeda dari aksi Kamisan pada Kamis, (22/2). Aksi yang biasa digelar di depan Kantor Gubernur Jawa Tengah, kali ini digelar di Aula B Kampus 1 Universitas PGRI Semarang (UPGRIS) sekaligus diskusi film dokumenter Dirty Vote bersama sutradara Dandhy Laksono.
Roadshow aksi Kamisan mengambil tema “Setelah Dirty Vote” yang turut melibatkan tiga ahli hukum tata negara, yaitu Bivitri Susanti, Feri Amsari dan Zainal Arifin Mochtar.
Baca juga: Pemilu Damai 2024?
Film ini mendapatkan banyak atensi dari aktivis gerakan aksi Kamisan. Pasalnya, film ini membongkar praktik kesewenangan dan kecurangan dalam kontestasi pemilu.
Sutradara film Dirty Vote, Dhandy Dwi Laksono menjelaskan, tujuan film ini menjadi bagian dari komunikasi politik, budaya politik dan pendidikan politik yang kami peroleh dari penelitian para dosen untuk masyarakat yang tidak memiliki akses ke perguruan tinggi.
Pasalnya Ia merasa bahwa pemilu kali ini tidak normal dan tidak sedang baik-baik saja.
Baca Juga: 17 Tahun Aksi Kamisan: Pelanggaran HAM Masih Subur
“Mudah-mudahan menjadi bagian dari komunikasi politik, budaya politik, dan pendidikan politik, yang ingin kami sharing pungkasnya”
Penanggung jawab roadshow aksi Kamisan, Adib Saifin Umar menjelaskan, aksi Kamisan membuka panggung bebas diskusi mengenai sikap setelah rilisnya film dokumenter Dirty Vote.
Ia berharap, forum diskusi terbuka aksi Kamisan mampu menyelamatkan demokrasi yang ada di Indonesia.
“Diskusi ini lahir, karena perlu memikirkan sikap setelah rilisnya film Dirty Vote mau apa, harapannya kita perlu memikirkan sikap untuk meyelamatkan demokrasi,” ujarnya.
Reporter: Abdul Fatah
Editor: Karina Rahma Dani
