Seni Memaknai Kehidupan dari Film “Puss In Boots: The Last Wish”

Judul: Puss in Boots: The Last Wish

Rumah produksi: DreamWorks

Direktor: Joel Crawford, Januel Mercado

Penulis: Paul Fisher, Tommy Swerdlow, Tom Wheeler

Pemeran: Antonio Banderas, Salma Hayek, Harvey Guillen

Tanggal rilis: 28 Desember 2022

Durasi: 1 jam 42 menit

Resentator: Muhammad Hasan

كُلُّ نَفْسٍ ذَاۤىِٕقَةُ الْمَوْتِۗ

Setiap yang bernyawa akan merasakan kematian.”

Pembahasan yang mengisyaratkan hal ini termuat sebanyak tiga kali dalam Al-Qur’an, yaitu dalam Surat Ali Imran ayat 185, Surat Al Anbiya ayat 35, dan; Surat Al Ankabut ayat 57. Kandungan dalam ayat tersebut sudah sangat menjelaskan kepada para manusia, terutama kaum muslimin untuk senantiasa mengingat kematian. Mungkin pengingat vital kehidupan ini yang menjadi fokus utama dalam film animasi “Puss in Boots: The Last Wish” yang rilis pada 28 Desember 2022.

Di awal film, diperlihatkan seekor kucing bernama Puss (Antonio Banderas) yang berhasil mengalahkan raksasa Del Mar. Namun, karena keteledorannya, ia malah tertimpa sebuah lonceng besar dari raksasa tersebut. Akhirnya, satu nyawa Puss dari sembilan nyawa kucingnya melayang.

Baca Juga: Film “Kung Fu Panda 4” Religi yang Dibalut Aksi Komedi

Akan tetapi, Puss tidak menaruh kepedulian akan hal-hal yang mengancam keselamatan nyawanya. Menganggap bahwa sembilan nyawa itu banyak, ia dengan enteng menghadapi berbagai macam maut dengan ceroboh. Hingga akhirnya, tanpa ia sadari, ia telah sampai pada nyawa terakhirnya. Yang menjadi sorotan utama pada film ini.

Dokter menyarankan Puss untuk pensiun, menjaga nyawa terakhir supaya bisa berumur panjang. Alih-alih mendengarkan dokter, Puss tetap menganggap bahwa kondisi dirinya masih sama seperti biasa. Dengan santai ia berkata,

Santai dokter! Aku Puss in Boots, aku menertawakan kematian.”

Sayang, kesombongannya itu tidak bertahan lama. Beberapa menit kemudian, Puss bertemu pemburu hadiah yang merupakan seekor serigala bersenjatakan dua sabit. Mereka bertarung. Puss kalah. Dan untuk pertama kalinya, ia ketakutan. Bulu kuduknya berdiri. Dan akhirnya, ia pun melarikan diri.

Puss akhirnya mengindahkan ucapan sang dokter untuk pensiun. Ia memulai rutinitas barunya dengan tinggal di sebuah rumah penuh kucing, dan hidup menjadi kucing biasa di sana. Namun, itu tidak bertahan lama. Karena setelah itu, terdengar sebuah kabar tentang bintang jatuh ajaib yang akan mengabulkan segala harapan, telah mendarat di Black Forest. Maka dimulailah petualangan Puss bersama dengan teman-temannya, bersaing dengan beberapa musuh untuk bisa mendapatkan benda luar biasa itu.

Baca Juga: Yohanes Suryadi Bagikan Cara Mudah jadi Content Creator

Dari segi animasi, film yang diproduksi DreamWorks tidak perlu diragukan lagi, terutama dalam hal cinematography. Karya-karya sebelumnya seperti “Kung fu Panda”, “How to Train Your Dragon”, “Shrek”, dan beberapa keindahan animasi lain telah menjadi bukti kualitas produksinya.

Walaupun sama dengan produksi Kung Fu Panda yang sama-sama disuguhi dengan berbagai aksi pertarungan, namun beberapa adegan yang dihadirkan dalam film “Puss in Boots” tidak cocok untuk disaksikan anak-anak. Walaupun begitu, banyaknya pelajaran kehidupan yang disuguhkan bisa menjadi edukasi untuk setiap penonton, terutama anak-anak. Seperti bagaimana memaknai hidup, bagaimana cara menghadapi kematian, bagaimana cara bersyukur, dan masih banyak lagi pelajaran-pelajaran kehidupan yang ada di dalam film animasi yang berhasil menggeser “Avatar: The Way of Water” dari puncak box office Inggris ini.

Baca Juga: Elegi Samudra: Tanjung Mas

LPM Missi:

This website uses cookies.