Buy now

31 C
Semarang
Senin, Desember 16, 2024
spot_img

Kampanye #BersuaraTiapHari, Trend Asia Ajak Publik Suarakan Isu Kerusakan Lingkungan

IMG 20241215 WA0022
Diskusi terkait kerusakan lingkungan bersama masyarakat adat Kalimantan dan Kendal di Trend Asia Corner(foto:lpmmissi/Ihsan)

KARANGANYAR, LPMMISSI.COM– Trend Asia mengajak publik untuk hadir dalam diskusi dan kampanye isu lingkungan #BersuaraTiapHari di festival musik tahunan Rock in Solo Karanganyar, melalui Trend Asia Corner, Sabtu (14/12).

Trend Asia adalah organisasi masyarakat sipil independen yang mendorong transformasi energi dan pembangunan berkelanjutan.

#BersuaraTiapHari merupakan tagar yang digaungkan oleh organisasi sipil ini, untuk menyuarakan isu lingkungan yang kian menjadi perbincangan global.

Baca Juga: Mantradeva: One Piece Lite Berunsur Budaya Bali

Tim Kampanye dan Advokasi Trend Asia Irfan Alghifari mengatakan kampanye #BersuaraTiapHari dimulai sejak pemilu 2024 lalu, namun upaya untuk menyuarakan isu lingkungan tidak akan berhenti.

Menurutnya, peran dan suara kritis dari masyarakat sangat dibutuhkan untuk mengawal kebijakan pemerintah

“Kami memulai sejak Pemilu 2024, kami terus membawa kampanye ini sebagai pengingat bahwa suara kita sebagai rakyat tidak terbatas saat Pemilu,” ujarnya.

Senada dengan Irfan, Nelayan asal Kendal, Jawa Tengah, Sugeng juga merasakan keresahan yang sama.

Baca juga: Tokoh Anime Tsubasa jadi Inspirasi Kesuksesan Alffy Rev

Per hari ini pemerintah tengah gencar merebut ruang hidup masyarakat, terlebih di daerah pesisir Pantura seperti Kab. Kendal.

Menurutnya, wilayah pesisir Kendal saat ini dalam kondisi kritis, di mana lahan hidup nelayan telah dirampas oleh industri.

Dalam hal ini, pemerintah setempat seakan abai dalam memperhatikan lingkungan hidup masyarakat pesisir Kendal.

“Jangan sampai perahu nelayan ada di laut, namun rumah nelayan berada di wilayah pegunungan,” ujarnya.

Selaras dengan Sugeng, masyarakat Dayak Kualan Hilir, Ratius juga merasakan imbas dari perampasan lahan.

Menurutnya, pemerintah suka merampas lahan di wilayah hutan adat suku Dayak.

Hubungan antara masyarakat adat Dayak Kualan Hilir dengan hutan sangat kental.

Ia berharap masyarakat adat dapat kembali bertani dan berladang di hutan.

Ratius mengeluh, jika nantinya pemerintah mengambil lahan mereka, lingkungan hidup masyarakat akan tergusur dan ekonomi akan mati.

Bahkan masyarakat adat Dusun Sabar Bubu Kab. Ketapang, Kalimantan Barat menganggap hutan sebagai Indomaret alami.

Baca Juga:Pelayanan yang Kurang Baik, Masalah Bagi Penyandang Disabilitas

“Masyarakat adat Dusun Sabar Bubu menganggap hutan sebagai Indomaret (Swalayan),” ujarnya.

Dalam rangakaian kampanye #BersuaraTiapHari yang diselenggarakan oleh Trend Asia, mereka juga menggandeng beberapa musisi untuk meramaikan kegiatan tersebut.

Reporter: Abdul Fatah dan Karina Rahma Dani

Editor: Haqqi Idral H.

baca juga

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0PengikutMengikuti
3,609PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

terkini