foto: lpmmissi.com/repro |
puisi
Asa yang terus berkelana, tiada henti berjalan
Meskipun rentetan badai menghadang
Dia tau dia adalah asa yang layak diperjuangkan.
Asa yang malang, berkali-kali dia dipaksa mengerti oleh sang raga
Keadaan pun seolah tak mau berteman, berkali-kali ia menjadi antagonis dalam perjalanan
Namun ia tak bergeming, karna asa adalah ciptaan ilahi dalam diri
Yang begitu suci dan terpatri dalam hati.
Asa yang subur dengan pupuk imajinasi
tumbuh dan berkembang dengan ikhtiar dan tawakal
Tetap satu janjinya kepada semesta, dia tidak akan pernah menyerah
Walau raga yang lemah mencoba meninabobokannya
Walau keadaan semakin menghimpitnya
Namun asa tetaplah asa, akan tetap taat dengan kodratnya
Akan tetap setia dengan janjinya
Asa adalah lambang dan cambuk perjuangan
Namun nyata adalah raja, dia tak terbantahkan
Hanya syukur yang mampu menjinakannya.
oleh: Satrio Choirul U-Pintha F.