SEMARANG, LPMMISSI.COM– Pemilihan mahasiswa (Pemilwa) di Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK) tak jauh berbeda dengan tahun lalu. Semua organisasi mahasiswa (ormawa) hanya diisi oleh calon tunggal. Sehingga dianggap sangat tidak kompetitif.
Salah satu mahasiswa jurusan Komunikasi dan Penyiaran Islam (KPI), MCA, menilai adanya calon tunggal yang melawan kotak kosong dalam pemilwa hanya sebatas bentuk formalitas. Ia mengaku selalu memilih kotak kosong.
“Saya dari dulu selalu memilih kotak kosong, karena tidak tertarik,” ucapnya, Kamis (30/11).
Baca Juga: Menghilang, Ketua KPM Diduga Lari dari Tanggung Jawab
Sedangkan MSA sudah tak heran dengan adanya calon tunggal dalam pemilwa karena sudah menjadi rahasia umum.
“Saya tidak terlalu memperdulikan hal tersebut karena saya mahasiswa biasa yang bukan aktivis,” ujar mahasiswa jurusan KPI tersebut.
Namun, MSA tetap memilih calon tunggal.
“Tapi saya tetap memilih walaupun calonnya tunggal,” lanjutnya.
ANA mahasiswi jurusan BPI mengungkapkan kejanggalan yang dirasakan setiap pemilwa berlangsung. Ia menganggap kotak kosong sudah menjadi tradisi pemilwa di UIN Walisongo setiap tahun.
Baca Juga: Dua Partai Desak KPM Segera Rilis Rekapitulasi Pemilwa
“Saya merasa adanya kejanggalan dalam setiap pemilwa, kenapa lawannya selalu kotak kosong, tapi sepertinya hal ini sudah menjadi tradisi turun-temurun,” ucapnya.
Ia juga mengatakan bahwa tidak adanya pesta demokrasi bagi mahasiswa ketika pemilwa berlangsung.
“Menurut saya, demokrasi itu kontrol sosial dari masyarakat terhadap jalannya pemerintahan untuk menciptakan pemerintahan yang bersih, tapi bisa dilihat dari pemilwa ini sudah jauh dari kata bersih, jadi ya bukan demokrasi namanya,” pungkas ANA.
Reporter: Lina Hanifati Atika
Editor: Karina Rahma Dani