Ilustrasi: Istimewa |
SEMARANG, LPMMISSI.COM – Dalam acara pelatihan literasi media dan digitalisasi di ruang sidang Fakultas Dakwah dan Komunikasi (FDK), ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Tengah Amir Machmud menyampaikan ada tiga hal yang bisa menangkal anomali bermedia yaitu, kredebilitas data, akuntabilitas informasi dan kepercayaan publik.
“Tiga hal yang menjadi tolak ukur agar menangkal anomali harus kita pegang, kita sebagai agen penggerak literasi media seharusnya bisa menjadi penyeimbang, penjernih dan patokan sumber data yang benar, agar etika media milenial pada saat sekarang mengalami perkembangan,” tutur Amir, Rabu (12/09).
Baca juga: Dosen FDK dan Mahasiswa Berkolaborasi Ciptakan Agen Penggerak Literasi Media Sosial
Ia juga menambahkan bahwa tren bermedia mainstream yang terjadi pada saat ini, memiliki banyak sekali dampak negatif bagi para pembaca.
“Adu unggulan kecepatan posting, status, instastory, cuitan menjadi sumber berita, seolah-olah menghasilakan produk jurnalistik, kebergegasan posting juga berdampak pada penyajian berita yang tidak mengandung unsur kode etik jurnalistik,” lanjutnya.
“Memposting dan sharing tanpa mengetahui pertimbangan pertanggungjawaban sosial, fenomena hoax dan budaya persebaran merupakan salah satu faktor yang memperparah keberadaan anomali pada data yang disajikan,” pungkasnya.
Reporter: Nabila Nikmatul Laili
Editor: Ika Ayu