Berita

Psikoterapi Islam Bersama Nazirman dalam Seminar Nasional HMJ BPI 

SEMARANG, LPMMISSI.COM-Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) Bimbingan Penyuluhan Islam (BPI) mengadakan seminar nasional dengan judul “Integritas Konseling dan Psikoterapi Islam dalam Membentuk Kesehatan Mental Remaja: Merawat Generasi Berkualitas Menuju Indonesia Emas”. Acara ini dilaksanakan pada Rabu (5/11) di aula laboratorium dakwah.
Nazirman, ketua program studi BKI di FDIK UIN Imam Bonjol Padang sekaligus konseler Rohani Islam di RSUD Rasyidin Padang menjadi salah satu dari tiga narasumber dalam seminar ini menyampaikan sekaligus mengajak para gen Z, para peserta seminar memahami dakwah melalui psikoterapi Islam.
Beliau memulainya dari terminologi dakwah yang telah ia rangkum dari Syekh Ali Mahfuz, Toha Yahya Umar, Hamka, Muhamad Nasir, dan lain-lainnya, bahwa dakwah adalah proses aktivitas sistematis, metodis, filosofis, dan humanis dari para da’i.
“Dakwah tidak hanya menyeru dan mengajak umat masuk Islam, tapi juga berupaya memperbaiki dan memulihkan kondisi mental dan spiritual orang-orang yang didakwahi,” tegas Nazirman.
Nazirman kemudian menjelaskan mengatasi permasalahan yang ada. Kalau dengan Allah maka bertaubat, kalau dengan manusia maka meminta maaf. Karena keharmonisan hiwa, kesejahteraan psikologis, keseimbangan hidup dimulai dari mensinergikan hablumminallah dan hablumminnas.
Nazirman kemudian menjelaskan sekilas tentang data-data permasalahan Kesehatan mental yang dialami gen Z, bagaimana indicator mental yang sehat menurut Islam, sampai menyarankan buku Kesehatan Mental karya Abdul Aziz bin Abdullah Al Ahmad yang mengkaji korelatif pemikiran Ibnu Qayyim dari psikologi modern.
Hingga akhirnya, Nazirman mengajak para peserta seminar melaksanakan tahapan-tahapan bertaubat. Mulai dari Annadmu, di mana peserta disuruh untuk dudk rileks, memejamkan mata, sambil merenungi kekeliruan yang telah dilakukan. Pada tahapan ini, para peserta diajak membaca ta’awudz, basmallah, istighfar, syahadatain, sholawat, dan bacaan dzikir lainnya yang telah ditampilkan.
“Dibaca pakai perasaan, karena agama Islam pun juga dirasakan. Ini juga dibaca setelah sholat, supaya hati terus hidup dan terbiasa senang dengan berdzikir,” ucap Nazirman mengingatkan.
Tahapan kedua, I’tirafu, yaitu mengakui dosa-dosa menyesalinya. Tahapan ketiga, Arruju’u, yakni kembali kepada Allah. Dan tahapan keempat, istighfar. Pada tahapan ini, Nazirman mengajak peserta seminar mempraktikkannya dengan membaca dzikir sambil berusaha menghadirkan Allah, mengingat dosa-dosanya, dan menyesalinya. Kemudian di akhir, Nazirman membaca bersama-sama dengan para peserta dzikir taubat nasuha.

Penulis: Muhammad Hasan

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *