Nuzulul Qur’an: Kisah dan Sejarah Turunnya Pedoman Utama Agama Islam

Nuzulul Qur’an: Kisah dan Sejarah Turunnya Pedoman Utama Agama Islam (sumber foto: pixabay)

SEMARANG,LPMMISSI.COM-Malam itu angin bertiup di tengah heningnya suasana Gua Hira, Gua dengan tanjakan tidak terlalu tinggi yang berlokasi di timur Masjidil Haram serta pangkal mulutnya diperkirakan menghadap Baitul Maqdis. Tempat ini digunakan Nabi Muhammad untuk menyendiri hingga pada suatu malam, turunlah wahyu pertama dalam Al-Qur’an.

Al-Quran adalah kitab suci agama Islam yang diwahyukan oleh Allah kepada Nabi Muhammad melalui Malaikat Jibril. Al-Quran dijadikan sumber utama ajaran Islam dan dianggap sebagai firman Allah yang tidak dapat diubah atau digantikan.

Nuzulul Quran atau peristiwa turunnya Al-Quran untuk pertama kalinya kepada Nabi Muhammad, terjadi pada tanggal 17 Ramadan 610 Masehi di Gua Hira, sebuah tempat yang terletak di sebelah utara Kota Mekkah.

Al-Quran diturunkan sebagai petunjuk hidup bagi umat Islam untuk membedakan antara yang haq (benar) dan yang bathil (salah). Selain itu, Al-Quran juga menjadi pedoman dalam berbagai aspek kehidupan, baik dalam ibadah, akhlak, hukum, maupun tata cara berinteraksi dengan sesama manusia.

Sebelum menerima wahyu, Nabi Muhammad SAW dikenal sebagai sosok yang gemar menyendiri dan merenung di Gua Hira. Ia sering menghabiskan waktu untuk berpikir tentang keadaan masyarakat Mekkah yang pada saat itu dipenuhi dengan praktik jahiliyah, seperti penyembahan berhala, ketidakadilan sosial, serta perilaku yang menyimpang dari nilai-nilai moral.

Baca juga: Makna sesungguhnya dari Ramadhan

Pada suatu malam di bulan Ramadan, saat nabi tengah bertafakur di Gua Hira, Malaikat Jibril datang dan menyampaikan wahyu pertama yang tertuang dalam Surah Al-Alaq ayat 1-5, yang berbunyi:

“Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmulah yang Maha Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam. Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.” (Q.S. Al-Alaq: 1-5)

Peristiwa ini membuat Nabi Muhammad SAW merasa takut dan gemetar. Ia segera kembali ke rumah dan menceritakan kejadian tersebut kepada istrinya, Khadijah binti Khuwailid. Khadijah kemudian menenangkan beliau dan membawanya ke Waraqah bin Naufal, seorang pendeta Nasrani yang memahami kitab-kitab suci sebelumnya. Waraqah menjelaskan bahwa yang dialami oleh Nabi Muhammad SAW adalah proses pemberian wahyu dari Allah, sebagaimana yang pernah diterima oleh para nabi terdahulu.

Sejarah Nuzulul Quran sendiri dibagi ke dalam tiga periode utama, yaitu:

1. Periode Mekkah (610-622 Masehi)
Pada periode ini, wahyu diturunkan secara berangsur-angsur selama 13 tahun sebelum Nabi Muhammad SAW hijrah ke Madinah. Tema utama dalam ayat-ayat yang turun pada periode ini adalah:
Tauhid (keesaan Allah) – Menanamkan keyakinan bahwa hanya Allah yang berhak disembah.
Akhirat dan hari pembalasan – Menegaskan adanya kehidupan setelah mati, surga bagi yang beriman, dan neraka bagi yang ingkar.
Penyucian jiwa dan akhlak – Mengajarkan umat manusia untuk menjauhi perilaku buruk seperti kemusyrikan, riba, dan penindasan.
Kisah para nabi terdahulu – Sebagai pelajaran bagi umat Islam agar tetap teguh dalam menghadapi tantangan.
Meskipun banyak mendapat penolakan dan tekanan dari kaum Quraisy, Nabi Muhammad SAW tetap berdakwah dengan penuh kesabaran hingga akhirnya Islam mulai berkembang di Mekkah.

2. Periode Madinah (622-632 Masehi)
Setelah Nabi Muhammad SAW berhijrah ke Madinah, wahyu yang turun lebih banyak berisi tentang hukum-hukum Islam serta aturan sosial kemasyarakatan. Beberapa tema utama dalam ayat-ayat periode Madinah meliputi:
Hukum Islam – Seperti kewajiban salat, puasa, zakat, dan haji.
Aturan sosial – Termasuk hukum keluarga, warisan, dan perdagangan.
Persatuan umat Islam – Membangun ukhuwah Islamiyah antara kaum Muhajirin dan Anshar.
Perintah jihad – Untuk mempertahankan Islam dari ancaman musuh.
Pada periode ini, Islam berkembang pesat, dan banyak suku serta kabilah yang masuk Islam.

3. Periode Pengumpulan dan Pembukuan Al-Quran
Setelah wafatnya Nabi Muhammad SAW pada tahun 632 Masehi, para sahabat mulai mengumpulkan dan membukukan Al-Quran agar tidak terjadi perubahan atau kehilangan wahyu.
Pada masa Khalifah Abu Bakar Ash-Shiddiq, Al-Quran pertama kali dikumpulkan dalam bentuk mushaf oleh Zaid bin Tsabit dan timnya. Hal ini dilakukan karena banyak penghafal Al-Quran yang gugur dalam pertempuran.
Pada masa Khalifah Utsman bin Affan, Al-Quran mulai dibakukan dan disebarluaskan ke berbagai wilayah Islam. Mushaf yang telah dikompilasi kemudian disalin dan dikirim ke kota-kota besar seperti Mekkah, Madinah, Kufah, Basrah, dan Syam.

Baca juga: 7 Waktu Mustajab di bulan Ramadhan

Nuzulul Quran bukan hanya sekadar peristiwa sejarah, tetapi juga memiliki banyak makna dan hikmah bagi umat Islam, di antaranya:
* ‌Al-Quran sebagai pedoman hidup
* ‌Al-Quran mengajarkan nilai-nilai kehidupan yang harus dipegang teguh oleh setiap Muslim.
* ‌Umat Islam dianjurkan untuk membaca, memahami, dan mengamalkan isi Al-Quran dalam kehidupan sehari-hari.
* ‌Meneladani perjuangan Nabi Muhammad SAW dalam menyebarkan Islam penuh dengan ujian, tetapi dengan keteguhan hati dan keikhlasan, ajaran Islam bisa berkembang luas.
* ‌Meningkatkan ibadah di bulan Ramadan.

Bulan Ramadan menjadi bulan istimewa karena selain menjadi waktu turunnya Al-Quran, juga merupakan bulan di mana setiap amal ibadah dilipatgandakan pahalanya.

Nuzulul Quran adalah peristiwa besar dalam sejarah Islam yang menjadi awal dari penyampaian wahyu Allah kepada umat manusia melalui Nabi Muhammad SAW. Proses turunnya Al-Quran berlangsung selama lebih dari 22 tahun, dari periode Mekkah hingga Madinah, dan akhirnya dikumpulkan serta dibakukan pada masa kekhalifahan.

Sebagai umat Islam, kita harus menjadikan Al-Quran sebagai pedoman hidup dengan membaca, memahami, dan mengamalkan isinya dalam kehidupan sehari-hari. Dengan begitu, kita bisa memperoleh petunjuk yang benar dan mencapai kebahagiaan di dunia serta akhirat.

Penulis: Iklila Abdiyatus Sholihah

LPM Missi:

This website uses cookies.