SEMARANG, LPMMISSI.COM- Komunitas Seni Kampus (KSK) Wadas kembali membuka gelaran memukau dengan tema Lautan Jilbab, karya Muhammad Ainun Nadjib, di gedung Auditorium 1 UIN Walisongo Semarang, Jumat (30/8).
Pertunjukkan ini dimulai tepat pukul 20.00 WIB, dengan latar dramatis, membuat penonton terpukau oleh gelaran drama dari KSK Wadas.
Drama ini di awali dengan tarian lima perempuan bersaudara yang mengenakan pakaian selaras nan seirama, diiringi alunan musik yang menambah suasana menjadi lebih menarik.
Berlatar tahun 1989, drama ini menceritakan tentang perjuangan seorang perempuan dalam melawan doktrinasi agama hingga imbas pelarangan menggunakan jilbab oleh pemerintah.
Baca juga: Antara Joker, Bartholomew Kuma, dan Makna Al-Fath Ayat Pertama
Sutradara dari pementasan lautan Jilbab, Ahsan Muzakki, mengaku mengangkat isu agama era reformasi.
“Pada masa reformasi pemerintah membuat aturan baru yang di mana pemakaian jilbab adalah sebuah doktrinasi agama Islam,”
Menurutnya hijab bukanlah sebatas sehelai kain penutup rambut di kepala seorang perempuan, namun adalah simbol kebijaksanaan untuk menentukan kepribadian dari dirinya sendiri.
Ia berharap, ingin mengajak perempuan untuk lebih mawas diri dan bisa memilih jalan hidupnya sendiri.
“Ingin mengajak perempuan untuk bisa menentukan jalan hidupnya sendiri dari naskah lautan jilbab karya cak Nun,” ujarnya.
Sementara itu penonton dari teater Zenith UIN Gusdur, Ayu Rika, mengakui bahwa penampilan dari KSK Wadas sangat memukau, ia mengagumi dari segi visual dan pesan yang di sampaikan dapat tersampaikan dengan tepat.
“Penampilan seni dari KSK Wadas, sangat bagus, dari segi visual dan penyampaian pesan dapat dengan mudah di sampaikan,” ujarnya.
Ia berharap KSK Wadas dapat menjaga performanya agar di kemudian hari dapat menampilkan pertunjukan yang lebih memukau.
“Harapan saya semoga KSK Wadas dapat terus semakin maju, dan sukses selalu,” pungkasnya.
Penulis: Abdul Fatah
Editor: Ayu Trianasari