Buy now

33 C
Semarang
Rabu, April 24, 2024
spot_img

Tanggung Jawab


Pada suatu ketika, seorang ketua suku meminta kritik dan saran selama setahun setelah menjadi pemimpin di Kuvukiland mengenai kekurangan kinerjanya, dan harapan  kedepan setelah digantikan oleh orang lain.

Sebenarnya Kuvukiland memiliki banyak penduduk, namun masyarakat yang hadir dan mengikuti acara-acara adat, gotong royong maupun sarasehan sebelum pengunduran diri ketua suku selalu sama.

Berbagai acara yang sudah dibuat susah payah oleh ketua suku agar mereka mengikuti kegiatan-kegiatan itu, tapi masyarakat masih kurang tertarik, padahal mereka semua sudah menjadi bagian dari Kuvukiland. Bahkan ada masyarakat yang dengan terang-terangan ingin pindah suku saja, ya itu pilihan mereka. 

Dalam hidup orang memiliki pilihan-pilihan, tentunya menjadi lebih baik dengan cara dan jalan yang mereka pilih sendiri. Tapi pernahkah tanggung jawab terlintas di benak kita? Apa hubungan tanggung jawab dan pilihan?

Manusia sebagai mahluk yang mengalami perubahan pola pikir dari waktu ke waktu, untuk menilai sendiri “baikkah ini atau burukkah itu” bagi kehidupannya. 
Namun dalam perubahan pola pikir seringkali menjadikan manusia salah memilih dan menyesali, sehingga dia kembali pada pilihan yang pertamanya. 

Dalam kehidupan orang yang belum dewasa, hal ini disebut labil, di mana antara pilihan satu dan selanjutnya sering membuat dilema. Membuat ia salah memilih, dan dalam menjalaninya ia tidak bertanggung jawab dengan pilihannya sendiri, dan memilih sendiri untuk tidak bertanggung jawab.

Sekarang ditulisan ini tertuang, sebagai seorang mahasiswa di mana mereka ditempa menjadi orang yang bertanggung jawab terhadap diri sendiri, orang tua, keluarga, masyarakat, dan negara. Bertanggung jawab atas apa yang sudah ia bangun di kampus, dan untuk nanti seletah lulus. Kedepan dia mau seperti apa dan bagaimana, harus ke mana dan untuk apa ? 

Paragraf ini adalah epilog pada pembahasan tanggung jawab tugas dan kewajibanmu apabila mengikuti organisasi. Apabila tugas kuliah ataupun organisasi sering kali kau abaikan, mengulur waktu sampai akhirnya kau enggan mengerjakan lalu ditinggalkan. 

Bagaimana tanggung jawabmu nanti yang sudah dituliskan pada awal paragraf kalimat ini?

Penulis rasa dalam hal tugas kuliah banyak dari mahasiswa sudah cukup antusias dan tidak lagi abai, mengingat hal ini berkaitan dengan nilai di akhir semester. Akan tetapi, dalam tugas organisasi banyak dari kita, lupa dengan petuah “setiap pilihan memiliki resiko,” termasuk memilih berorganisasi yang didalamnya terdapat lebih banyak tugas dan kewajiban yang harus dituntaskan, dengan tujuan ‘mengasah skill’. 

Namun tiba-tiba amnesia tentang Job Description (Jobdesk) tersebut, bahkan lupa dengan organisasi yang pernah kalian pilih dengan begitu senangnya pengantin baru, eh nglantur.

Sadarkah pengabaian kalian menyusahkan anggota lain ? pernahkah berpikir bahwa orang lain itu juga manusia biasa yang memiliki kesibukan lain dan kadang mencuri-curi waktu untuk istirahat demi bertanggung jawab atas pilihannya ? Lantas apakah mau tetap “mengabaikan” diatas penderitaan orang lain?

Beberapa jam yang lalu seorang kawan bercerita mengenai tanggung jawab yang dilalaikan, dengan prolog “ingin kuserahkan saja tugas ini untuknya mengingat sejak awal dia tidak pernah bekerja sama padahal ini adalah tugas bersama”.

Untuk kawanku bersabarlah sebab pada titik ini tanggung jawabmu diuji, dengan sanggupkah kau menyelesaikan atau justru kau akan ikut menjadi seorang yang mengabaikan.

Tanggung jawab terbentuk dari dalam keluarga, pergaulan dan kebiasaan. Butuh waktu dan proses yang panjang untuk menjadi terbiasa. kalau tidak sekarang kau coba belajar bertanggung jawab. Apakah mau setelah lulus sama dengan para koruptor yang sering kau caci maki ulahnya?

#LetsMove
#GerakanPerubahan

Oleh: Hijriyanti Nur Afni
Editor: Muhammad Kamal Annajib

baca juga

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0PengikutMengikuti
3,609PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

terkini