Buy now

33 C
Semarang
Jumat, April 19, 2024
spot_img

RESENSI NOVEL “KETIKA AMBISI MENGALAHKAN NURANI”


 
KETIKA AMBISI MENGALAHKAN NURANI
Judul               : Faith and the City
Penulis             : Hanum Salsabila Rais & Rangga Almahendra
Terbit               : 2015
Tebal               : 227 Halaman
Penerbit           : PT gramedia Pustaka Utama
ISBN               : 978-602-03-2433-3
Resentator       : Vivi Wulandari
Dunia hanyalah ilusi, dan realitas yang terlihat sesungguhnya tak pernah ada. Setidaknya itulah pesan yang coba di sampaikan Hanum dan Rangga dalam Novelnya kali ini. Melalui penggambaran dunia pertelevisian yang begitu mendewakan rating dan share, sehingga orang-orang yang hidup didalamnya menyingkirkan apa pun yang menghalangi termasuk nuraninya sendiri.
Cerita bermula setelah malam penghargaan Philipus Brown sebaga Hero of the Year. Para wartawan terus memburu Philipus Brown dan Azima Husein untuk mewawancarai mereka secara eksklusif. Tak terkecuali seorang wartawan bertangan dingin bernama Cooper. 
Ketika Hanum dan Rangga hendak kembali ke Wina, seseorang menahannya di bandara. Ia menawarinya untuk menjadi salah satu jurnalis GNTV. Tentu Hanum tak mampu mngelak dari tawaran ini, sebuah impian masa kecilnya kini berada tepat di depan matanya. Pesona idola masa kecilnya yang secara langsung menawarinya kesempatan ini , memberikan alasan lain untuk tidak menolak tawaran.
Kepulangan mereka ke Wina harus tertunda dengan impian dan obsesi Hanum untuk menaklukan New York. Selama 3 minggu Hanum harus disibukkan dengan berbagai urusan untuk program acara takl show Insights Muslim. 
Cooper, bos sekaligus idolanya menugasinya untuk mewawancarai para narasumber-narasumber muslim yang dianggap kontroversial. Ia mengeksploitasi kisah-kisah pedih, emosi dan air mata para narasumber untuk mendulang angka-angka di grafik rating dan share. Bukan Hanum tidak menyadari hal ini. Nuraninya terus terusik saat ia harus mengeksploitasi air mata para narasumbernya, namun matra pembius bernama impian yang dilancarkan Cooper, selalu berhasil mengaburkan nuraninya.
Sementara hanum disibukkan dengan berbagain aktivitanya di GNTV, Rangga mengisi waktunya dengan bekerja di perpustakaan milik Brown. Ia mencoba membenamkan dirinya dengan riset-riset kecil untuk tulisan pesanan Brown. Namun hal itu tetap tak bisa membayar rasa sepinya.
Semakin hari hanum semakin disibukkan dengan impiannya. Berulangkali Rangga dan Azima menyindir hanum untuk kembali ke pelukkan Rangga. Namun pesona Cooper dan ambisinya telah menggelapkan mata hanum. Kini yang ia pikirka hanyalah bagaimana ia mencapai karir terbaiknya di GNTV. Ia tak menyadari rumah tangganya kini berada dalam ambang kehancuran.
Puncaknya Cooper meminta Hanum untuk mendatangkan Brown dan Azima di acaranya. Ia menjanjikan, akan menjadikan Hanum sebagai junior produser di GNTV, juka ia berhasil mendatangkan mereka. Di sisi lain Rangga terus di desak oleh profesornya, Reinhard untuk segera kembali ke Wina.
Berbeda dengan novel-novel Hanum dan Rangga yang sebelumnya, faith and the city tidak berasal dari kisah nyata. Novelnya kali ini murni merupakan rekaan Hanum dan Rangga. Gaya penulisan yang di pakai pun berbeda, kini mereka menggunakan sudut pandang orang ketiga. Sayangnya, gaya penulisan ini masih kurang bisa dinikmati, terkadang pembaca masih terjebak seolah-olah dari sudut pandang Hanum, sesekali Rangga.
Meski begitu melalui novel ini mereka berusaha menyampaikan betapa sempitnya pikiran manusia tentang kehidupan. Mereka berusaha menyadarkan pembaca untuk tidak terlena, dengan segala keindahan yang di perlihatkan Dunia. Seperti yang dituliskan dalam epiloknya, dunia adalah kesenangan pun kesedihan yang menipu. Dan selama ini mata manusia terus ditutupi oleh kesenangan dunia tersebut, sehingga ia melupakan iman dalam dirinya.

baca juga

Leave a reply

Silakan masukkan komentar anda!
Silakan masukkan nama Anda di sini

Stay Connected

0PengikutMengikuti
3,609PengikutMengikuti
0PelangganBerlangganan

terkini